Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Baru, Nenek Moyang Manusia Tak Sebabkan Neanderthal Punah

Kompas.com - 01/12/2019, 19:32 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Homo sapiens bukanlah satu-satunya spesies manusia yang ada di muka Bumi.

Selain Homo sapiens, salah satu spesies yang pernah menghuni dunia ini adalah Homo neanderthalensis. Tapi mereka menghilang sekitar 40.000 tahun yang lalu. Mengapa? tak ada yang tahu.

Berbagai teori berusaha menjawab punahnya salah satu sepupu manusia itu. Ada hipotesis yang menyebutkan bahwa persaingan dengan manusia modern mendorong penurunan Neanderthal.

Namun penelitian baru menunjukkan pandangan lain. Peneliti mengungkap kalau kematian spesies itu karena faktor demografis yang buruk.

Baca juga: Bentuk Tengkorak Bisa Jadi Pertanda Anda Keturunan Neanderthal

Dalam studi yang dilakukan oleh Krist Vaesen bersama tim dari Eindhoven University of Technology di Belanda, mereka menyimulasikan populasi Neanderthal mulai dari 50-5.000 individu dengan mengabaikan faktor interaksi dengan manusia modern.

Para peneliti selanjutnya memasukkan 3 elemen yang diketahui memiliki efek besar dalam sebuah populasi.

Elemen itu termasuk dampak perkawinan sedarah, efek Alle atau fenomena biologis yang dampak mengurangi kebugaran individu dalam kelompok, dan stochasticity atau fluktuasi demografi yang akhirnya membuat kerugian kelompok kecil dalam hal kelangsungan hidup.

Menurut peneliti, faktor di atas sudah cukup mengakibatkan kepunahan Neanderthal dalam rentang waktu 10.000 tahun.

"Hilangnya Neanderthal merupakan hasil dari faktor demografis saja yang terjadi dalam populasi kecil," kata Vaesen dilansir Newsweek, Jumat (27/11/2019).

Hasil ini masuk akal mengingat populasi spesies Neanderthal diperkirakan hanya ribuan, berada pada kisaran 5.000-70.000 saja. Mereka kemudian mampu bertahan selama beberapa ribu tahun sebelum akhirnya punah.

Namun bukan berarti Homo sapiens tidak memiliki peran dalam hilangnya Neanderthal.

Dilansir Science Alert, Jumat (27/11/2019), peranan Homo sapiens dalam punahnya Neanderthal bukan karena persaingan, tapi lebih kepada pengalih pehatian seksual.

Dengan kata lain, perkawinan silang menjadikan Neanderthal memiliki sedikit kesempatan untuk mempertahankan populasi mereka yang sudah sedikit, lemah, dan rentan secara genetik.

Baca juga: Ukuran Dada Seperti Kita, Kok Neanderthal Bisa Bernapas Lebih Dalam?

Chris Stinger, ahli asal usul manusia dari Natural History Museum di London sependapat dengan hipotesis itu. Ia menyebut kalau Neanderthal sudah menjadi spesis yang terancam sebelum kedatangan manusia modern.

Namun, ia menekankan kalau perlu mengambil pandangan yang lebih luas untuk menjawab kepunahan Neanderthal. Misalnya iklim yang sangat tak stabil pada waktu itu.

Stinger juga menambahkan, ada pertanyaan yang lebih luas untuk dipecahkan. Ini tak lain karena bukan hanya Neanderthal yang punah dalam 60.000 tahun terakhir. Masih ada Denisovan di Asia Timur, Homo floresiensis di Flores, Homo luzonensis di Filipina, dan Home erectus.

"Sehingga sulit untuk tidak memasukkan Homo sapiens sebagai pendorong signifikan dari kepunahan manusia lain," papar Stinger.

Temuan ini dipublikasikan dalam PLOS one.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau