Contoh pertanyaan itu antara lain, apakah berita ini dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya, adakah bukti-bukti yang mendukung dan terpercaya, apakah bukti-bukti tersebut jelas dan valid, apakah berita ini tepat untuk disebarluaskan, apakah jika berita ini diteruskan, atau akankah merugikan berbagai pihak dan tidak empati terhadap pihak-pihak yang terkati.
"Hanya diri kita sendiri lah yang dapat bertanggungjawab atas tindakan kita, termasuk dalam berperilaku di dunia maya untuk meminimalisir penyebaran berita hoaks," ungkap dia.
Jika berita tersebut memang hoaks, Anda bisa membuat laporan atau pengaduan resmi kepada pihak yang berwajib untuk menanganinya.
Baca juga: [Hoaks] Video Bayi Aneh di India, Nama Kondisinya Harlequin Ichthyosis
Jika langkah-langkah pencegahan ini dilakukan secara kritis, kita tidak akan langsung mengambil mentah-mentah informasi yang disampaikan.
Sumber: Kompas.com (Shierine Wangsa Wibawa)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.