Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Hoaks] Video Bayi Aneh di India, Nama Kondisinya Harlequin Ichthyosis

Kompas.com - 28/11/2019, 11:18 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

KOMPAS.com – Informasi mengenai bayi aneh di India menjadi viral di media sosial Indonesia.

Dalam informasi tersebut, dituturkan bahwa bayi dikandung selama 11 bulan dan memakan usus ibunya. Bayi tersebut juga harus disuntik mati 17 kali agar meninggal.

Berikut informasi lengkapnya:

Bayi ini 11 bln dlm perut ibunya. Habis usus ibunya dimakan oleh Bayi ini, kemudian dokter mengoprasi ibunya untuk mengeluarkan Bayi ini... Ketika Bayi ini keluar, dia gigit tangan perawat... Setelah 3 jam si Perawat meninggal, IBU Bayi ini pun meninggal setelah Bayi ini keluar... Bayi ini lahir dgn berat 8 kg, setelah 3 jam bertambah naik beratnya menjadi 13 kg... Bayi ini lahir hari jumat, tidak tahu Allah ingin kasi peringatan apa untuk kita semua... Bayi ni kemudian dibunuh, dokter memberinya suntik mematikan sampai 17 kali baru bayi ini mati... Ini kisah benar-benar terjadi di India... Wallahu A'lam

Baca juga: Derita Penyakit Langka, Kulit Bocah Ini Membatu

Bersama dengan informasi tersebut, disertakan juga video yang menunjukkan seorang bayi dengan kulit kekuningan pecah-pecah, mata merah dan mulut lebar.

Harlequin Ichthyosis

Hasil penelusuran Kompas.com menemukan bahwa informasi ini hoaks.

Bayi dalam video bukan bayi monster atau bayi setan seperti yang diviralkan. Bayi tersebut menderita kondisi genetik langka yang disebut Harlequin Ichthyosis.

Dilansir dari situs Genetic and Rare Diseases Information Center (GARD), Harlequin Ichthyosis atau sindrom bayi Harlequin merupakan sebuah kelainan genetik serius langka yang memengaruhi 1 di antara 500.000 orang.

Kondisi ini membuat bayi terlahir dengan kulit tebal yang kering, pecah dan retak-retak.

Kulit yang tebal ini menimbulkan banyak gangguan serius, termasuk kelopak mata yang terbalik keluar, mata yang tidak bisa ditutup, mulut yang tertarik lebar sehingga selalu terbuka, telinga yang menyatu dengan kepala, kaki dan tangan yang kecil dan membengkak, serta kesulitan menggerakan kaki dan tangan.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Menjemur Bayi Setiap Pagi Sembuhkan Sakit Kuning

Selain itu, bayi bisa mengalami kesulitan bernapas karena kulit dada yang keras, dehidrasi, dan temperatur tubuh yang rendah.

Kondisi ini disebabkan oleh mutasi pada gen ABCA12. Untuk diketahui, gen ABCA12 memberikan instruksi pembuatan protein yang dibutuhkan oleh kulit.

Ketika gen ini terganggu dan protein ABCA12 tidak diproduksi dengan benar, perkembangan epidermis atau lapisan terluar kulit pun terganggu. Hasilnya adalah kulit keras seperti sisik yang dimiliki oleh penderita Harlequin Ichthyosis.

Penyakit ini diturunkan dari orangtua ke anak melalui autosomal recessive genes.

Jika salah satu orangtua memiliki gen ini, anak hanya akan menjadi pembawa gen tanpa mengalami gejalanya. Namun, bila kedua orangtua adalah pembawa gen, maka ada kemungkinan 25 persen bagi anak untuk mengalami penyakit ini.

Baca juga: Seri Baru Jadi Orangtua: Alasan Kita Harus Sering Mencium Kepala Bayi

Meskipun penyakit ini adalah kelainan genetik serius yang tidak ada obatnya, perkembangan teknologi dan perawatan yang tepat meningkatkan kemungkinan bayi dengan kondisi ini untuk hidup lebih lama dan lebih sehat hingga remaja bahkan dewasa.

Ketika baru lahir, bayi dengan Harlequin ichthyosis membutuhkan perawatan intensif neonatal, termasuk menghabiskan waktu dalam inkubator hangat dan kelembapan tinggi, pemberian makan melalui selang dan pelumas spesial untuk mata.

Lantas setelah mendapat perawatan awal, manajemen kulit dengan rutin menggunakan pelembap dan produk kebersihan menjadi sangat penting.

Sebab, kulit harus dijaga tetap bersih, lembap dan kenyal. Dengan demikian, kulit tidak kembali kering, keras, pecah dan rentan infeksi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com