Selain itu, senyawa di usus besar ini bermanfaat sebagai probiotik yang bisa meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko terjadinya kanker usus, kanker paru-paru dan kegemukan, serta mempermudah buang air besar.
Baca juga: Makan Nasi Kadaluarsa Berusia 5 Hari Bisa Menyebabkan Kematian, Benarkah?
GI merupakan angka yang menunjukkan seberapa cepat karbohidrat suatu makanan berubah menjadi gula di dalam darah.
Makin tinggi GI, perubahan karbohidrat (pati) menjadi gula juga semakin cepat.
Rendahnya GI sagu terkait dengan tingginya pati resisten bahan pangan ini, karena pencernaan makanan berbahan sagu ini lambat di saluran pencernaan, menyebabkan terjadinya penurunan laju penyerapan glukosa dalam usus juga.
Hal ini dianggap penting karena jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dan penderita diabetes diharuskan menjaga kadar gula dalam darah tetap stabil dengan mengonsumsi makanan ber-GI rendah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.