Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/10/2019, 07:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com - Bacillus cereus atau biasa disingkat B.cereus bukanlah bakteri yang langka. Ia biasa terkandung dalam tanah, makanan, bahkan perut manusia.

“Habitat alami B.cereus cukup beragam, termasuk tanah, hewan, serangga, debu, dan tanaman,” tutur peneliti bioteknologi di Australian National University, Anukriti Mathur seperti dikutip dari Science Alert, Minggu (13/10/2019).

Anukriti menjelaskan, bakteri ini akan berkembangbiak dengan mengonsumsi nutrisi dari makanan. Termasuk nasi, produk susu, bumbu, makanan kering, dan sayuran.

Baca juga: Sains Diet, Benarkah Tidak Makan Nasi Bikin Cepat Langsing?

Bakteri ini terkadang berguna sebagai probiotik. Namun, ada kalanya bakteri ini bisa berubah menjadi racun terutama jika kita menyimpan makanan dengan cara yang salah.

Jika sudah begitu, bakteri ini bisa menyebabkan keracunan.

B.cereus adalah penyebab banyak jenis penyakit terkait makanan. Namun infeksi dari organisme ini tidak banyak dilaporkan, karena biasanya gejalanya tidak terlihat,” tutur Anukriti.

Kasus

Ada beberapa kasus terkait berkembangnya bakteri ini. Kasus pertama terjadi pada 2005, ketika 5 orang anak dari satu keluarga menjadi sakit karena mengonsumsi salad pasta berusia lima hari.

Berdasarkan kasus tersebut, salad pasta disiapkan pada hari Jumat, kemudian dibawa piknik pada Sabtu. Ketika pulang dari piknik, salad pasta dimasukkan ke dalam kulkas sampai Minggu sore, ketika anak-anak mengonsumsinya untuk makan malam.

Pada malam itu anak-anak tersebut mulai menunjukkan gejala muntah, dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Tragisnya, anak terkecil meninggal dunia. Satu anak lainnya mengalami gagal hati namun bertahan. Sementara beberapa anak lainnya bisa ditangani menggunakan cairan infus.

Baca juga: Jangan Salah, Rutin Makan Nasi Putih Tingkatkan Risiko Diabetes

Kasus kedua terjadi pada 2011. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun di Belgia biasanya menyiapkan makanan untuk dikonsumsi selama satu minggu. Pada suatu hari ia mengonsumsi spaghetti dan saus tomat.

Makanan tersebut ia buat lima hari sebelumnya, dan dihangatkan beserta sausnya. Usai diare, sakit perut dan muntah tanpa henti, ia meninggal malam itu juga.

“Penting untuk diketahui bahwa B.cereus bisa menyebabkan kondisi serius. Terutama pada orang dengan gangguan kekebalan, bayi, orangtua, dan wanita hamil,” tutur Anukriti.

Menghasilkan Racun Berbahaya

Ketika kita salah menyimpan makanan, B.cereus akan menghasilkan racun berbahaya. Racun-racun ini sulit dibunuh menggunakan microwave atau penghangat makanan.

Salah satunya adalah racun emetic yang menyebabkan muntah. Racun ini bisa bertahan pada suhu 121 derajat Celcius selama 90 menit.

“Penelitian kami menunjukkan bahwa racun ini memukul inti sel, menyebabkan kematian dan inflamasi pada sel,” papar Anukriti.

Hal terpenting dari semuanya adalah penyimpanan makanan yang baik. Dapur yang higienis juga sangat penting untuk melindungi anggota keluarga dari keracunan makanan.

“Penting bagi kita untuk mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan,” tambah Anukriti.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com