Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama dalam Sejarah, Astronom Deteksi Uap Air di Europa

Kompas.com - 21/11/2019, 19:05 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber Wired

KOMPAS.com - Dalam pencarian kehidupan di Tata Surya, Mars cenderung jadi lakon utamanya. Namun selama beberapa tahun terakhir, satelit keempat Jupiter yaitu Europa juga mulai mencuri perhatian.

Para ilmuwan telah lama mencurigai kalau Europa mungkin memiliki lautan air cair yang luas di bawah lapisan es tebal. Jika memang Europa memiliki beberapa elemen kimia tambahan, ada peluang yang layak untuk mendukung bentuk kehidupan dasar.

Kini, tim astronom internasional mengumumkan telah berhasil mendeteksi uap air di atmosfer Europa untuk kali pertama. Hasil studi yang dipublikasikan dalam Nature Astronomy ini menjadi bukti kuat bahwa terdapat air cair di bawah permukaan Europa.

"Tidak berarti uap air datang dari lautan. Tetapi ini terhubung dengan air cair di bawah permukaan," kata Lucas Paganini, ilmuwan planet NASA.

Baca juga: Eksplorasi Jupiter, Ilmuwan Siap Luncurkan Wahana ke Europa pada 2023

Data-data mengenai Europa ini sebenarnya sudah banyak kita ketahui melalui wahana antariksa Galileo yang telah menjalankan misinya di Jupiter. Namun untuk mengumpulkan lebih banyak informasi, para ilmuwan pun kembali mempelajari satelit Jupiter lainnya, Jovian menggunakan teleskop Hubble.

Observasi itu dilakukan sekitar tahun 2016 untuk mendeteksi apa yang tampak sebagai gumpalan air yang meletus dari permukaan Europa. Gumpalan-gumpalan itu sporadis dan teleskop Hubble hanya mendeteksi beberapa saja. Namun, itu semua adalah petunjuk.

Tim ilmuwan pun kembali melakukan penelitian. Jika gumpalan-gumpalan itu terdeteksi sebagai uap air, mereka harus menjelaskan bagaimana uap air itu bisa sampai di sana.

Teori pertama adalah kantong-kantong air cair di kerak Europa mengeluarkannya ke atmosfer. Sementara teori berikutnya adalah partikel bermuatan yang berasal dari Jupiter membombardir Europa dan mengubah es di permukaan menjadi uap air.

Ternyata dalam pengamatan, tim hanya mendeteksi uap air. Meski hanya berhasil mendeteksi sekali saja selama dua setengah minggu pengamatan, namun jumlah yang dihasilkan sangat banyak.

Tim mencatat kalau uap air yang menyebur ke atmosfer Europa dapat memenuhi kolam renang ukuran Olimpiade atau sekitar 50x25 meter hanya dalam beberapa menit.

Baca juga: Misteri Lingkaran Hitam di Permukaan Jupiter, Ternyata Bayangan Bulan

Para ilmuwan pun merasa yakin kalau uap air itu berasal dari gumpalan-gumpalan air.

Langkah selanjutnya, kata Paganini, adalah menentukan apa yang menghasilkan gumpalan-gumpalan air. Dan apakah itu menunjukkan sejumlah besar air cair di Europa. Tapi untuk menyelesaikan misteri tersebut, kita harus melakukan eksplorasi lebih mendalam. Seperti mengirimkan robot misalnya.

"Jika ingin mendapatkan lebih banyak pengetahuan soal Europa, kita harus lebih dekat," tambah Paganini.

Kini, NASA tengah mempersiapkan misi menuju ke sana melalui Europa Clipper-nya. Misi tersebut diharapkan meluncur pada 2025. Wahana antariksa tersebut akan dilengkapi dengan seperangkat instrumen yang memungkinkannya mengintip apa yang ada di bawah Europa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com