KOMPAS.com - Diabetes bisa menyebabkan berbagai komplikasi, seperti gangguan ginjal, serangan jantung, stroke hingga impotensi.
Namun, ada satu komplikasi diabetes yang sering kali dilupakan, tetapi bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya, yaitu gangguan saraf tepi atau neuropati.
Prof Dr dr Mardi Santoso, DTM&H, SpPD-KEMD, FINASIM, FACE, Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Wilayah Jakarta, Bogor, Bekasi dan Depok menjelaskan bahwa kadar gula darah yang tinggi dalam kurun waktu lama melemahkan dinding pembuluh darah.
Padahal, dinding pembuluh darah memberikan nutrisi ke sel saraf. Lama kelamaan, sel saraf pun rusak, terutama saraf tepi. Kerusakan ini disebut neuropati perifer.
Gejala neuropati meliputi rasa kebas, kesemutan, rasa terbakar hingga rasa sakit.
Baca juga: Mengenal Hipoglikemia yang Bikin Penderita Diabetes Meninggal Mendadak
Penelitian Mardi menemukan bahwa neuropati merupakan komplikasi yang paling banyak dialami oleh penderita diabetes. Presentasenya mencapai 64,8 persen.
"Gejala komplikasi terbanyak kesemutan dan pegal. Impoten malah cuma 19 persen (dalam penelitian). Tapi yang paling ditakuti impoten. Padahal, kesemutan dan pegal paling dini," ujarnya.
Oleh karena itu, Mardi pun berpesan agar semua orang tidak menganggap remeh kesemutan dan pegal-pegal. Bila terjadi terus-menerus, harus segera ditangani dengan baik, termasuk melakukan cek reflek Knee Pess Reflex (KPR) dan cek gula darah.
Dalam upaya mencegah terjadinya neuropati, dr Yoska Yasahardja selaku Medical & Technical Affairs Manager Consumer Health, P&G Health, menyarankan tiga hal.
Baca juga: Penyakitnya Diabetes, Kok Efeknya sampai ke Ginjal, Otak, dan Jantung?
Pertama, mengatasi penyebabnya, misalnya diabetes itu sendiri bila memang disebabkan oleh diabetes.
Kedua, menjalani pola hidup sehat sesuai CERDIK yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Untuk diketahui, CERDIK singkatan dari cek kesehatan secara berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik, diet sehat dengan kalori seimbang, istirahat cukup dan kelola stress.
Ketiga, mencukupi asupan vitamin neurotropik, yaitu B1, B6 dan B12, seperti Neurobion.
Yoska menjelaskan bahwa orang diabetes rentan mengalami kekurangan vitamin B1, B6 dan B12 yang penting bagi kesehatan saraf.
Selain kerusakan saraf tepi seperti yang dijelaskan di atas, terapi metformin bagi penderita diabetes juga menghambat penyerapan vitamin B12.
Sebagi solusi, Yoska pun menyarankan untuk tetap mengikuti terapi metformin sambil mengonsumsi vitamin neurotropik untuk mensuplemen kekurangan vitamin B1, B6 dan B12.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.