Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Lempar Sperma di Tasikmalaya, Kenapa Seseorang Punya Gangguan Ekshibisionisme?

Kompas.com - 18/11/2019, 12:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dibanding wanita, pria lebih cenderung memiliki kelainan ekhsibisionis,e.

Di Amerika Serikat, kecenderungan exhibitionist dalam satu populasi besar adalah 2-4 persen, lebih sedikit lagi angkanya untuk wanita.

Dalam survei yang dilakukan di Swedia dengan jumlah responden sebanyak 2.450 orang, tingkat eksibisionime pada pria dibanding wanita adalah 4,1 untuk pria dan 2,1 untuk wanita.

Gejala

Dilansiri Pscyhology Today, berikut adalah gejala dari gangguan ekshibisionisme:

  • Dalam rentang waktu enam bulan, seseorang memiliki dorongan tinggi untuk memperlihatkan alat kelaminnya ke orang lain.
  • Seseorang yang memiliki hasrat memperlihatkan alat kelamin ke orang asing, meski tidak pernah melakukannya, bisa jadi orang tersebut tidak mengidap penyakit ekshibisionisme.

Penyebab seseorang jadi ekshibisionis

Faktor risiko yang memicu seseorang mengembangkan ekshibisionisme antara lain gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan alkohol, dan pedofilia.

Faktor lain yang mungkin terkait dengan ekshibisionisme adalah pelecehan seksual di masa anak-anak.

Kondisi ini biasanya berawal pada masa remaja akhir atau dewasa awal. Sementara itu, perilaku seksual ekshibisionis dapat berkurang seiring bertambahnya usia.

Bisakah eksibisionisme disembuhkan?

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk berusaha sembuh dari eksibisionisme adalah mencari pertolongan ke psikolog atau psikiater.

Terapi psikologis dapat dilakukan untuk mengurangi munculnya perilaku ini.
Selain itu, penggunaan obat seperti antidepresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) dirasa perlu dikombinasikan dengan terapi psikologis ini.

Beberapa psikiater mungkin akan menyarankan menggunakan obat antiandrogen, yaitu obat yang dapat menurunkan produksi hormon testosteron yang ada pada pria.

Baca juga: Pelecehan Seksual Percepat Pubertas Gadis Kecil

Jika bertemu exhibitionis, jangan takut

Menurut Stephen Hart, cara terbaik ketika bertemu dengan exhibitionist yang sedang beraksi adalah untuk pergi dari situasi tersebut secepat mungkin tanpa memberikan respon pada wajah.

Jika exhibitionist mendekat, segera berlari lebih cepat dan berteriak minta tolong.

Langkah ini pun disepakati oleh dokter Dharmawan. Dia bahkan mengingatkan agar perempuan tidak perlu takut untuk memberi respons perlawanan seperti berteriak.

Bila korban berteriak, pelaku akan merasa aksinya tidak aman untuk dilakukan. Hal ini akan membuat pelaku pergi.

Ini kembali pada keadaan dasar pelaku yang memang tidak memiliki keberanian lebih sehingga melampiaskan hasrat seksualitasnya dengan jalan seperti itu.

Sumber: Kompas.com (Kontributor Tasikmalaya-Irwan Nugraha, Luthfia Ayu Azanella)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com