KOMPAS.com- Berdasarkan data WHO, 15 juta anak terlahir prematur di seluruh dunia dan jumlahnya terus meningkat. 60 persen kelahiran prematur di dunia ini disumbang oleh 10 negara yang salah satunya adalah Indonesia.
Bahkan, Indonesia menempati peringkat ke-5 tertinggi dengan angka kelahiran prematur sekitar 675.500 pada tahun 2010.
Padahal, kelahiran prematur atau pada usia kandungan kurang dari 37 minggu merupakan penyebab kematian anak baru lahir di dunia.
Kemudian, komplikasi yang terjadi akibat kelahiran prematur juga menyebabkan 27.800 anak usia balita di Indonesia meninggal dunia setiap tahunnya.
Hal ini menjadi persoalan yang dianggap serius oleh para praktisi medis, karena jika tidak dilakukan penanganan yang terbaik pada kasus ini, justru akan meningkatkan prevalensi angka kematian bayi di Indonesia.
Baca juga: Bumil, Jangan Abaikan Asupan Gizi untuk Hindari Bayi Lahir Prematur
Dokter Obstetri dan Ginekologi Konsultan Fetomaternal RSCM, Dr dr Ali Sungkar SpOG-KFM, mengatakan, lalu apa masalahnya, kok bisa kelahiran prematur banyak terjadi di Indonesia, itu kan pertanyaan kita?
"Jawabannya karena banyak faktor yang menjadi penyebab utama angka kejadian ini dan jarang disadari ibu hamil,” kata Ali di acara bertajuk Upaya Pencegahan dan Tatalaksana Anak Prematur Agar Tumbuh Kembang Optimal, Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Adapun beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicu kelahiran prematur, antara lain:
- Usia ibu yang terlalu muda saat terjadi kehamilan
- Ibu yang hamil dengan anak kembar dua atau lebih
- Infeksi saat kehamilan
- Penyakit yang diderita ibu saat hamil (diabetes, hipertensi, anemia, prelakmasi, dan lain sebagainya)
- Kurangnya nutrisi saat hamil
- Gaya hidup tidak sehat
- Gangguan kesehatan mental saat mengandung (depresi atau stres)