Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Intan Khasanah, Lulusan Cumlaude UI yang Bangkit dari Kanker

Kompas.com - 15/11/2019, 18:04 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Namun, ternyata hal itu justru membuat Intan sering mengalami nyeri di punggung belakang meskipun sedang tidak menstruasi. Bahkan lebih buruknya lagi, beberapa organ tubuh Intan jadi sulit digerakkan hingga dia mengalami kelumpuhan anggota tubuh yang mengharuskannya cuti kuliah.

Akhirnya, Intan dan keluarganya memutuskan untuk kembali ke RS Persahabatan dan mengikuti semua protokol yang telah diberikan oleh dokter.

“Kata dokter, aku lumpuh itu karena transplantasi sel dan akhirnya dioperasi sumsum tulang belakang diangkat selnya, akhinya bisa perlahan digerakkan lagi," tuturnya.

"Nah, aku juga masih kuliah, sambil pakai tongkat waktu itu karena kan yang lumpuh itu kakiku, tapi bukan otakku, meskipun pakai tongkat dan harus dibantu orang juga buat berjalan,” imbuhnya lagi.

Hingga tahun 2019 ini, Intan telah melakukan kemoterapi sebanyak 26 kali, yaitu enam kali regimen kemoterapi ABVD kemudian diulang kembali karena hasilnya belum maksimal. Dia juga telah mendapatkan satu kali regimen kemoterapi DHAP, radiasi dan operasi.

Baca juga: Ikan Asin Juga Bisa Jadi Penyebab Kanker, Ini Penjelasan Ahli

Namun, karena beberapa hal yang dilakukan oleh Intan dalam dua tahun menghilang paska diagnosis pertama tersebut, kanker Limfoma Hodgkin Intan juga kambuh.

Untungnya, pemeriksaan CD30 menunjukkan bahwa LH yang ada pada Intan termasuk CD30+, sehingga bisa diberikan terapi target terkini, yaitu Brentuximab Vedotin (BV).

“Sekarang saya sudah dinyatakan remisi total setelah Sembilan kali berobat dengan BV. Efek yang dirasakan juga lebih minim dibandingkan dengan obat kemoterapi sebelumnya,” kata dia,

Intan juga berpesan untuk para pejuang kanker lainnya, bahwa jika memang diagnosis sudah diberikan, jalani saja pengobatannya sembari tetap melakukan aktivitas seperti biasa sesuai kemampuan, karena kanker bukan akhir dunia.

“Justri kanker adalah tanda bahwa kamu spesial dan kuat untuk mampu melawan dan menaklukkannya,” tutur Intan.

Selanjutnya, untuk kuat bertahan, usahakan jaga fisik dan mental. Sebab, semakin lemah fisik, maka semakin kuat sel kanker menyerang.

Terakhir, dia menyarankan para penderita kanker untuk mencoba terus berpikir posistif dan melakukan hal yang disuka agar menjadi lebih bahagia.

“Aku pernah down saat menjalani terapi dan itu badan tetap merasa sakit bahkan sudah lebih dari seminggu, tapi waktu aku enggak mikirin sakit atau coba bahagia saja, tertawa saja. Tiga hari saja, badanku sudah sehat dan aku bisa melakukan aktivitas lainnya,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com