Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Layangan Putus, Kok Netizen Merisak Orang yang Dicurigai Pelakor?

Kompas.com - 06/11/2019, 19:34 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Kenapa jadi membuli?

Meski begitu, memang ada beberapa orang yang sampai membuli lewat internet atau melakukan cyberbullying, hingga mencaci seseorang yang dicurigai sebagai pelakor atau bahkan sampai ada yang meneror lewat pesan pribadi (direct message) ke akun yang disangka pelakor.

Orang-orang yang melakukan cyberbullying, menurut Pingkan, kebanyakan menggunakan akun anonim sehingga sulit untuk teridentifikasi.

"Selain itu, banyak yang tidak suka dengan pelakor. Jadi dia (pelaku cyberbullying) memiliki banyak teman secara online, seperti istri-istri yang tidak suka pelakor," ujar Pingkan.

"Nah ketika individu masuk ke kelompok istri-istri (tidak suka pelakor) secara online, maka identitas individunya melebur jadi identitas kelompok," imbuhnya.

Hal inilah yang pada akhirnya membuat sekumpulan orang membuli. Mereka merasa apa yang dilakukannya benar, karena hal yang sama juga dilakukan oleh orang lain.

Akan lain cerita jika hanya satu orang yang memiliki perasaan tidak suka terhadap orang lain. Orang tersebut tentu tidak akan sampai membuli, karena tak ada orang lain yang sama seperti dirinya.

"Tapi karena dia bersama orang lain yang memiliki pendapat yang sama, dia jadi keikut dengan kelompoknya itu," ungkapnya.

Baca juga: Kisah Layangan Putus, Kenapa Orang yang Sudah Menikah Selingkuh?

Menurut Pingkan, pembulian pada orang yang dianggap pelakor di sosial media sama halnya seperti ketika terjadi kerusuhan. Di mana ketika ada seseorang yang melempar, maka orang lain yang ada di dalam kelompok tersebut juga akan ikut melakukan hal yang sama.

Ini merupakan perilaku kelompok sosial yang muncul di kehidupan nyata maupun secara online.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com