KOMPAS.com - Narsisistik atau Narcissistic Personality Disorder adalah sebuah penyakit kepribadian di mana seseorang terlalu mencintai diri sendiri, selalu ingin dipuji, dan kurang memahami perasaan orang lain.
Seseorang yang memiliki gangguan narsistik cenderung lebih suka mementingkan diri sendiri, tidak dapat menerima kritik, dan selalu ingin dikagumi atau dipuji.
Studi menunjukkan, 6,2 persen responden dalam sebuah kelompok penelitian memiliki kelainan narsisistik.
Dilansir dari Medical News Today, narsisistik merupakan gangguan spektrum.
Baca juga: Mengenal Ciri Gangguan Kepribadian Narsistik
"Narsisistik merupakan bagian dari sisi gelap yang termasuk dalam Machiavelisme (paham yang mengatakan apapun demi pemerintah dan negara selalu benar), psikopatis, dan sadisme," kata Dosen Sekolah Psikologi Queen’s University Belfast Inggris Kostas Papageorgiou.
Menurut Papageorgiou, narsisistik dibagi menjadi dua yaitu kuat dan lemah.
Narsistik lemah cenderung lebih defensif dan memandang perilaku orang lain sebagai musuh.
Sedangkan narsisis yang kuat biasanya memiliki perasaan penting yang terlalu besar dan keasyikan dengan status dan kekuasaan.
Meski dianggap buruk, tapi Papageorgiou tertarik untuk menelusuri dampak positif dari gangguan narsistik untuk membantu meningkatkan kondisi psikologis seseorang.
Papageorgiou dan rekannya akhir-akhir ini menerbitkan dua makalah penelitian yang menunjukkan bahwa orang-orang dengan narsisme kuat tampaknya memiliki ketahanan yang lebih besar terhadap stres dan kecil kemungkinannya mengalami depresi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.