Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halloween, Kenapa Sih Kita Takut pada Hantu? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Kompas.com - 31/10/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Setiap tanggal 31 Oktober sejumlah negara merayakan Halloween. Perayaan ini untuk mengenang orang yang telah meninggal dunia, termasuk para kudus, martir, dan semua arwah umat beriman.

Dalam perayaan komersial ini, orang-orang biasanya mengenakan kostum menyeramkan mirip hantu, bermain Trick or treat, menonton film horor, dan sebagainya.

Makna dibalik kostum menyeramkan mirip hantu adalah agar roh jahat mengira manusia adalah teman, sehingga tidak mengganggu yang masih hidup.

Namun pertanyaan dasar yang mungkin pernah terlintas di pikiran kita adalah, kenapa manusia takut pada hantu?

Baca juga: Ketindihan dan Melihat Hantu Saat Tidur? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ketika berada seorang diri di rumah, entah bagaimana kita berpikir ada orang lain yang sedang mengamati kita. Kita pun langsung berprasangka bahwa itu ulah hantu.

Jika Anda juga mengalami hal semacam ini hingga sangat benci kalau ditinggal sendirian, Anda tidak sendiri.

Menurut Ricardo de Oliveira-Souza, seorang psikiater dari Institut Penelitian dan Pendidikan D'Or (IDOR) di Rio de Janeiro, ketakutan terhadap hantu sangat umum.

"Takut pada hantu mungkin sama seperti fobia pada umumnya, misalnya takut pada ketinggian atau serangga tertentu," ungkap Oliveira-Souza, dilansir Live Science, Kamis (31/10/2019).

Menurut Oliveira-Souza, rasa malu karena takut hantu justru menghalangi orang untuk berkonsultasi dengan profesional medis seperti dirinya.

Oliveira-Souza sendiri baru dapat menganalisis lebih jauh tentang rasa takut hantu setelah merawat seorang pasien yang depresi karena takut pada hantu hingga tak berani tidur sendirian.

Menurut Oliveira-Souza, apa yang dialami oleh pasiennya termasuk dalam fobia sendiri atau karena terlalu memikirkan film horor dan hal-hal supranatural lain.

Dia mulai bertanya-tanya dan setelah itu menemukan bahwa ada banyak orang yang mengaku takut pada hantu.

Fobia adalah istilah dalam psikologi yang digunakan untuk menggambarkan ketakutan luar biasa yang dipicu suatu hal tertentu.

Dalam makalah yang terbit di jurnal Frontiers in Psychiatry, November 2018, dipaparkan beberapa kasus fobia sendiri atau takut pada hantu.

Sebuah kasus mengisahkan tentang pelayan hotel wanita berusia 46 tahun yang semasa hidup tinggal bersama orangtua, hingga akhirnya ayahnya meninggal dan sang ibu memutuskan pindah rumah.

Sehari sebelum ibunya pindah, wanita itu memutuskan pergi ke klub malam dan berjalan-jalan di lingkungannya, dibanding pergi tidur. Wanita itu mengaku selalu ingat pemakaman ayahnya ketika mencoba tidur.

Dalam kasus lain, seorang pengacara berusia 54 tahun mengaku tidak yakin bercerai karena takut hidup sendiri. Pasalnya, pria itu selalu tidur dengan kakak laki-lakinya sebelum akhirnya menikah.

Pengacara itu berkata, ketika berada di kantor sendirian, ia merasa ada orang yang mengawasinya.

Oliveira-Souza menjelaskan, perasaan diawasi disebut juga Anwesenheit, berasal dari bahasa Jerman artinya kehadiran.

Takut sendiri, terutama di malam hari, menurut Oliveira-Souza memicu ketakutan bagi semua pasiennya.

Baca juga: Bisakah Anda Menemukan Burung Hantu dalam Foto Ini?

Pengobatan fobia supranatural

Untuk mengobati fobia sendirian atau supranatural, Oliveira-Souza biasanya memberi obat antidepresan atau benzodiazepin. Kedua jenis obat itu menurut Souza paling umum diresepkan untuk mengobati fobia spesifik.

"Terlepas dari kandungan gejala fobia dalam setiap kasus, obat itu dapat menghilangan kecemasan, inti dari rasa takut," jelas Souza.

Selain pemberian obat, beberapa pasien juga melakukan terapi perilaku kognitif, metode terapi bicara dengan mengurai ketakutan spesifik dari pengalaman fisik dan emosional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com