KOMPAS.com - Gempa dahsyat mengguncang Mindanao Filipina Selatan dengan kekuatan M 6.6 dan kedalaman 15 km pagi ini (29/10/2019) pukul 8.04 WIB. Gempa ini dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum dikenali.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M 6,8 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 6,6. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 6.84 LU dan 125.22 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada kedalaman 15 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (Strike-Slip)," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, dalam siaran persnya.
Hingga hari Selasa, 29 Oktober 2019 pukul 09.40 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 5 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar 5,4.
Baca juga: Gempa Hari Ini: M 5,2 Guncang Mentawai, Ada Sejarah Lindu Kuat di Sana
Sementara itu, analisis dari Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG menunjukkan, gempa Mindanao pagi ini sudah didahului gempa pembuka yang mengguncang kuat pada tanggal 16 Oktober 2019 atau 12 hari lalu dengan magnitudo M 6,4.
Dampak gempa saat itu menyebabkan satu orang meninggal dunia dan lebih dari 24 orang terluka akibat guncangan kuat yang merusak bangunan saat gempa pembuka tersebut.
"Gempa pagi ini magnitudonya lebih besar, sehingga tampaknya gempa kali ini akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah, karena peta tingkat guncangannya (shake map) menunjukkan guncangan mencapai skala intensitas VII MMI. Artinya dapat terjadi kerusakan sedang hingga berat," terang Daryono.
Saking kuatnya gempa Mindanao pagi ini, getarannya dirasakan hingga wilayah Indonesia seperti Tahuna, Sangihe, Melonguane, dan Talaud dalam skala intensitas II-III MMI. Di wilayah tersebut guncangan dirasakan seperti truk berlalu.
Menurut Daryono, fenomena gempa Mindanao Filipina ini dapat dijadikan pelajaran untuk kita yang tinggal di Indonesia.
"Dari peristiwa gempa dahsyat Mindanao ini, ada pelajaran penting yang dapat kita ambil. Salah satunya adalah kita harus selalu mewaspadai jalur sesar aktif di wilayah Indonesia," ungkap Daryono.
Indonesia memiliki jumlah sumber gempa dari segmen sesar aktif di Indonesia ada lebih dari 295 buah.
Baca juga: Berada di Lantai Atas saat Gempa, Lebih Baik Turun atau Berlindung?
Dalam kesempatan berbeda, Daryono pernah mengatakan kepada Kompas.com bahwa sesar aktif yang bersumber di daratan dan berdekatan dengan kawasan tempat tinggal masyarakat perlu diwaspadai.
"Ditinjau dari frekuensi kejadian gempa merusak, maka sesar aktif lebih sering terjadi dan menimbulkan kerusakan serta korban jiwa dibandingkan megathrust yang sebenarnya lebih jarang terjadi," ucap Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada Kompas.com, Jumat (16/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.