Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Bagaimana Menumbuhkan Rambut yang Rontok dan Tipis?

Kompas.com - 22/10/2019, 12:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Permasalahan rambut kerap dialami oleh semua orang, baik itu ketombe,  kebotakan, rambut rontok atau penipisan rambut. Hal ini juga dialami oleh seorang pembaca Kompas.com Sains bernama Arvina yang mengirimkan pertanyaannya ke subrubrik Halo Prof!:

"Bagaimana cara menumbuhkan rambut rontok dan tipis ya, Prof? Saya sudah coba berbagai macam sampo dan penumbuh rambut tetapi tidak ada efeknya. Saya juga ada sakit PCOS."

Dokter Suksmagita Pratidina, Sp. KK, Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin di RS Pondok Indah – Pondok Indah dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjawab. Berikut paparannya:

Halo Ibu Arvina, terima kasih atas pertanyaannya.

Baca juga: Halo Prof! Apa Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan?

Pengobatan untuk kerontokan rambut harus tepat dan terarah sesuai penyebab kerontokannya, karena jenis kerontokan yang berbeda membutuhkan pengobatan yang juga berbeda.

Adanya diagnosis kerontokan rambut adalah ketika jika jumlah helai rambut yang rontok melebihi 50-100 helai per-harinya. Ini diiringi dengan jumlah rambut yang rontok tidak disertai dengan banyaknya rambut yang tumbuh, sehingga kita dapat melihat penipisan rambut secara kasat mata.

Pola penipisan rambut mempengaruhi penyebab kerontokan.

Sebagai contoh, penipisan rambut merata seluruh kulit kepala menandakan penyebab kontak iritasi dengan bahan iritan atau stressor fisik (biasanya terjadi setelah mengalami sakit berat). Sedangkan penipisan area crown atau puncak kepala pada wanita erat hubungannya dengan hormonal atau yang disebut Female Pattern Androgenic Alopecia.

Baca juga: Halo Prof! Kenapa Rambut Rontok Terus Padahal Masih Muda?

Tentunya diagnosis yang tepat terhadap penyebab kerontokan akan menentukan hasil terapi yang optimal.

Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), merupakan kumpulan gejala yang erat hubungannya dengan hormonal, yaitu ketidakteraturan produksi estrogen, serta meningkatnya hormon androgen.

Peningkatan hormon androgen pada wanita dapat menyebabkan pengerasan selubung folikel rambut sehingga nutrisi sulit untuk mencapai folikel, mengakibatkan rambut sulit tumbuh.

Dengan demikian, terapi yang sesuai adalah yang menargetkan pengaruh hormon androgen pada kulit kepala. Biasanya regimen atau komposisi obat yang diberikan oleh dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin adalah obat oles yang bersifat antiandrogen seperti Minoxidil, yang digunakan secara teratur dalam jangka waktu hingga beberapa bulan.

Nutrisi berupa antioksidan dan mineral dalam bentuk suplemen juga dapat sangat baik membantu proses regenerasi rambut baru, seperti yang mengandung biotin, vitamin B1 dan B5, selenium, silica, vitamin ACE, dan zinc.

Ada pula pilihan terapi dengan sinar laser hene yang berfungsi untuk memperlancar sirkulasi darah di area folikel rambut, sehingga dengan nutrisi yang optimal diharapkan perawatan pertumbuhan rambut juga berhasil maksimal.

Namun alangkah baiknya, apabila Ibu Arvina berkonsultasi terlebih dulu ke dokter, sehingga penyebab, diagnosis, serta penanganannya dapat lebih tepat sasaran.

Semoga membantu. Terima kasih ya.

dr. Suksmagita Pratidina, Sp. KK
Dokter Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin
RS Pondok Indah – Pondok Indah
RS Pondok Indah – Bintaro Jaya

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau