KOMPAS.com - Aktris dan penyanyi Salshabilla Adriani pada minggu lalu mengabarkan bahwa dirinya nyaris buta karena mengenakan softlens atau lensa kontak setiap hari selama lima tahun.
Dalam unggahannya ke Instagram, Salshabilla mengaku telah memakai lensa kontak setiap hari dan tidak melepasnya saat tidur siang. Kebiasaannya ini membuatnya korneanya didiagnosis terluka.
"Dokter bilang 'Kayaknya mata kamu udh gabisa ini pake softlens' karna pembuluh darahku juga udh sampe masuk ke kornea jadi bikin kornea mata ku dehidrasi," tulisnya di Instagram Stories.
Pengalaman Salshabilla mengejutkan banyak warganet. Sebagian besar bertanya-tanya, benarkah memakai lensa kontak atau softlens setiap hari bisa membuat kornea terluka dan nyaris buta?
Baca juga: Pria Inggris Jadi Buta karena Pakai Lensa Kontak Saat Mandi, Kok Bisa?
Kompas.com pun menghubungi dr. Tri Rahayu, SpM(K), FIACLE, Konsultan Oftalmologi dan Head of Contact Lens Service of JEC Eye Hospital pada Jumat (18/10/2019) untuk mendapatkan jawabannya.
Menanggapi pengalaman Salshabilla, dr Tri berkata bahwa kornea mata yang terluka karena lensa kontak sangat mungkin dan sudah sering terjadi.
Dia bahkan pernah mendapati pasien berusia sembilan tahun yang kornea matanya harus diangkat karena mengalami infeksi, meskipun baru memakai lensa kontak selama 1-2 bulan.
"(Anak itu) sampai harus dibuang matanya untuk menyelamatkan nyawanya," ujarnya.
Dokter Tri menjelaskan bahwa ketika dipasang di mata, lensa kontak membatasi oksigen yang masuk ke mata. Bila terus-menerus kekurangan oksigen, daya tahan kornea bisa berkurang karena metabolisme dan regenerasi selnya berkurang.
Hal ini membuat mata jadi lebih mudah infeksi, di samping munculnya komplikasi lain, seperti mata yang kering.
Baca juga: Lensa Kontak Juga Bisa Timbulkan Masalah Lingkungan Serius, Kok Bisa?
Belajar dari kasus Salshabilla Adriani, dr Tri pun menegaskan bahwa pemeriksaan ke dokter spesialis mata sangat perlu dilakukan sebelum memakai lensa kontak.
Pemeriksaan, yang meliputi pemeriksaan kondisi mata, air mata, penyakit sistemik (seperti ada-tidaknya diabetes), jenis obat-obatan yang dikonsumsi, serta kebutuhan pemakaian, bertujuan untuk melihat apakah mata cocok atau tidak untuk memakai lensa kontak.
Dokter juga akan membantu menentukan jenis lensa kontak yang paling sesuai dengan kebutuhan, apakah untuk setiap hari atau kadang-kadang saja.
"Itu hanya dokter mata yang tahu," kata dr Tri.
Kemudian, selalu ikuti aturan pemakaian masing-masing lensa kontak saat mengenakannya.
Dokter Tri mengatakan bahwa kebiasaan buruk masyarakat Indonesia adalah penggunaan lensa kontak yang tidak seperti yang disarankan.
Baca juga: Mungkinkah Lensa Kontak Menempel di Mata?
"Misalnya lensa kontak harian yang tidak boleh dipakai buat tidur, (malah) dipakai tidur. Lensa kontak yang harusnya seminggu, karena masih enak, jadi (dipakai) sebulan," katanya memberi contoh.
Kebersihan lensa kontak juga harus selalu dijaga agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Jangan lupa juga untuk memeriksakan kondisi mata secara periodik ke dokter mata. Bagi kondisi mata yang sehat, pemeriksaan bisa dilakukan minimal enam bulan sekali. Namun, bila sudah timbul gejala, segeralah memeriksakan kondisi mata ke dokter spesialis mata.
Pemeriksaan berkala ini bertujuan untuk mencegah komplikasi yang mungkin belum dirasakan pasien atau menimbulkan keluhan, tetapi sudah bisa dideteksi oleh dokter mata.
"Jadi, dokter mata bisa memberikan saran-saran, apakah mengurangi jadwal pemakaiannya, atau mengganti lensa kontaknya dengan yang lebih sehat, atau malah sudah enggak boleh pakai (lensa kontak) lagi," imbuh dr Tri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.