Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Pribumi, Begini Tes DNA Tentukan Asal Usul Orang Indonesia

Kompas.com - 17/10/2019, 09:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Ada yang tanya, kenapa kok bisa (sampel DNA) hanya dari air liur atau bercak darah? Kalau itu sebenarnya urusan teknologi. Tapi yang kita lakukan secara teknisnya, kita memperbanyak DNA yang ada tersebut sampai jutaan kali, karena itu kita mampu untuk melihat perbedaan-perbedaan (hasil gen) itu,” kata Prof Hera.

Meski semua pokok biologis dari tubuh manusia bisa dijadikan sampel untuk uji DNA, tapi air liur dan bercak darah dianggap sebagai pokok biologis yang mudah dianalisis dengan struktur gen yang ada.

Lamanya proses deteksi DNA dari awal pengambilan sampel sampai mendapatkan hasilnya dari laboratorium Australia, hanya dibutuhkan tiga minggu saja.

Menanggapi banyaknya peminat yang ingin melakukan tes DNA untuk mengetahui identitas asalnya, diakui Hera bahwa Indonesia sendiri belum bisa melakukannya.

Namun bagi masyarakat yang ingin melakukan secara pribadi di laboratorium komersial, umumnya harus mengeluarkan biaya Rp 5,7 juta per tes.

Hasil tes proyek DNA

"Tes DNA ini mampu memberikan data ilmiah soal komposisi ras, penelusuran nenek moyang dan juga lini masa kehadiran ras," kata Hera.

Selain itu menurut Hera, informasi penting yang didapatkan dari tes DNA memberikan pencerahan asal usul, pengaruh luar dan budaya yang menjadikan kita orang Indonesia.

Dengan pengetahuan mendalam soal DNA, harapannya dikatakan Hera, kita lebih bertoleransi, mampu memahami perbedaan satu sama lain, dan menjaga keutuhan bangsa dan budaya.

"Karena dari 16 sampel yang kita pamerkan di Museum Nasional ini bahkan tidak ada yang pribumi asli. Maksudnya yang 100 persen real orang Indonesia, kebanyakan dari mereka besar presentasenya adalah keturunan atau nenek moyangnya, Afrika," ujar Hera.

Baca juga: 16 Responden Indonesia Dites DNA, Ternyata Tidak Ada Pribumi

Sementara itu, Direktur Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dra Triana Wulandari mengatakan, program dan pameran Asal Usul Orang Indonesia (ASOI) di Museum Nasional rencananya akan digelar lebih besar lagi tahun depan.

"Tahun depan akan dibuat pameran yang lebih besar, dan mudah-mudahan semuanya bisa ikut tes. Kami sendiri juga belum. Pameran ini penting banget untuk memberitahukan bahwa Indonesia itu beragam, dan kita semua bersaudara," tutur Triana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau