"Gumpalan darah yang dialami masyarakat adalah masalah global," ujar Prof Beverley Hunt, OBE, Ketua Komite Pengarah Hari Trombosis Dunia.
"Dalam sebuah studi besar yang disponsori WHO, gumpalan darah menyumbang lebih banyak kematian dan kecacatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sebab itu, kampanye Hari Trombosis Sedunia menyorot masalah pembekuan darah yang didapat dari rumah sakit untuk meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan yang seharusnya bisa dicegah dan kurang diketahui ini," imbuh dia.
Baca juga: Mengenal Trombosis Si Pembunuh Senyap
Sekitar 60 persen pasien yang mengalami gumpalan darah terkait dengan rawat inap.
Dr Hunt berkata, jika pencegahan VTE benar dilakukan oleh rumah sakit, maka angka kematian akibat kondisi ini juga dapat turun secara signifikan.
Buktinya, angka kematian terkait VTE turun 15,4 persen dalam waktu 90 hari setelah keluar dari rumah sakit.
Namun, tindakan pencegahan dan perawatan dari rumah sakit saja tidak cukup.
Pasien juga harus proaktif berbicara ke layananan kesehatan untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus diambil untuk mengidentifikasi dan mencegah pembekuan darah.
Selama menjalani rawat inap dan saat sudah diizinkan pulang, pasien harus waspada terhadap tanda dan gejala pembekuan darah. Misalnya, nyeri pada kaki, muncul kemerahan, bengkak, napas pendek dan cepat, nyeri di dada, hingga batuk darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.