KOMPAS.com - Meningkatnya penderita jantung yang disebabkan karena gaya hidup, mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan terutama praktisi dan aktivis kesehatan.
Merujuk data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), di Indonesia angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Setidaknya 15 dari 1.000 orang atau sekitar 2,8 juta individu di Indonesia menderita penyakit jantung.
Yayasan Jantung Indonesia (YJI) yang diketuai oleh Esti Nurjadin merasa prihatin dengan peningkatan kasus penderita penyakit jantung. Oleh karena itu, YJI dan praktisi kesehatan lainnya tidak pernah berhenti untuk terus mengampayekan gaya hidup sehat.
Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan, Bagaimana Penanganannya?
Hal yang perlu disadari adalah gaya hidup sehat juga berupaya untuk menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Berbagai program yang dirasa dapat mendukung penekanan angka kematian dari penyakit jantung pun dilakukan oleh YJI. Misalnya kegiatan promotif, preventif dan kuratif.
Pada kegiatan promotif, pihak YJI akan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk dapat melakukan penyuluhan kepada masyarakat luas.
"Terutama melalui media kami memberikan penyuluhan ini, karena masyarakat sekarang apa-apa lihat di media. Maka dari itu inginnya membuat masyarakat sadar atau menyadari bahwa menjaga kesehatan itu penting. Terutama untuk menghindari berbagai penyakit berbahaya termasuk penyakit jantung yang bisa menyebabkan kematian ini," kata Esti di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Baca juga: 3 Faktor Risiko yang Memicu Bayi Lahir dengan Penyakit Jantung Bawaan
Ada pula kegiatan preventif atau kegiatan olahraga jantung sehat melalui Klub Jantung Sehat dan Klub Jantung Remaja yang tersebar di seluruh Indonesia.
Hal ini dilakukan mengingat kurangnya keinginan ataupun niat berolahraga secara pribadi oleh kebanyakan masyarakat.
Oleh sebab itu, klub atau perkumpulan berolahraga terkhusus pada kesehatan jantung sengaja dibuat agar ada keterkaitan yang menjadi kegemaran bagi masyarakat untuk melakukan olahraga.
"Kita juga fokus ke milenial juga, karena penyakit jantung ini sekarang gak semua orang usia lanjut, tetapi dari beberapa penelitian dan prevalensi justru kaum muda lebih banyak terkena penyakit jantung," ujarnya.
Berikutnya yaitu kegiatan kuratif atau rehabilitasi, berupa bantuan biaya bedah dan non-bedah penyakit jantung bawaan, dan pengembangan penelitian penyakit jantung dan pembuluh darah.
Serta, kegiatan deteksi dini dan skrining untuk mengetahui risiko penyakit kardiovaskular di masyarakat.
Hal itu dimaksudkan untuk meminimalisir penyakit jantung yang kronis, dan sulit disembuhkan jika tidak dilakukan deteksi sejak dini atau awal dan screening yang jelas terhadap risiko penyakit jantung tersebut.
Hingga saat ini diketahui bahwa penderita penyakit jantung berasal dari berbagai kelas lapisan masyarakat. Oleh sebab itu RS Metropolitan Medical Centre (MMC) memberikan perhatian lebih terhadap penyakit nomor satu di dunia sebagai penyebab kematian ini.
Baca juga: Panduan Makan Sehat untuk 9 Penyakit, dari Jantung sampai Diabetes
Hal yang dilakukan oleh RS MMC yaitu meningkatkan fasilitas dan pelayanan bagi pasien penyakit jantung, melalui berbagai peralatan dengan teknologi terbaru untuk penanganan penyakit jantung yang disediakan.
Direktur Utama RS MMC, Dr Roswin R Djaafar MARS, mengatakan bahwa dalam peringatan Hari Jantung Sedunia pada tanggal 29 September, pihak RS menggadang kampanye 'Save Our Heart'.
"Di mana kami sebagai pelaku di dunia kesehatan, mengajak masyarakat untuk perduli terhadap kesehatan jantung, baik itu pencegahan maupun perawatan apabila terjadi gangguan pada jantung. Ke depan, kami akan secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit jantung koroner ini," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.