Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Diserang, Jangan Sepelekan Trauma Psikologis pada Anak

Kompas.com - 11/10/2019, 17:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus penyerangan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) di depan khalayak ramai merupakan suatu problematika psikologis.

Psikolog anak dari Pion Clinician, Astrid W.E.N mengatakan, tindak kekerasan yang terjadi di keramaian bisa menimbulkan kondisi traumatik bagi masyarakat yang menonton.

Dia menyampaikan, suatu tindakan kekerasan yang mengancam jiwa juga bisa menimbulkan reaksi berbeda pada masing-masing individu.

"Setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa, akan memiliki reaksi yang berbeda-beda secara psikologis yang kemudian perlu dilakukan adalah pendampingan," kata Astrid.

Baca juga: Paska Penusukan Wiranto, Ini Kata Psikolog Untuk Menjaga Psikologis Anak

Astrid mengatakan, orang dewasa pada umumnya lebih mudah mengontrol diri dan memetakan pikiran terhadap apa yang sedang terjadi, sehingga bisa memikirkan tindakan apa yang seharusnya dilakukan ke depan.

Namun, hal ini tidak terjadi pada anak-anak yang pemikiran dan emosionalnya belum matang. Hal ini membuat reaksi yang dilakukan oleh anak-anak akan berbeda dengan orang dewasa.

Beberapa anak mungkin jadi penasaran dengan apa yang terjadi, tapi mungkin ada juga anak yang menjadi cemas ketika memori kejadian kekerasan yang dilihatnya kembali berulang.

Untuk menjaga dan mengetahui kesehatan mental anak, Astrid berkata, orangtua perlu memberi beberapa pertanyaan sehingga anak dapat menceritakan apa yang dialami dan dirasakannya.

Pertanyaannya pun pertanyaan mudah yang memancing anak bercerita. Misalnya saja, apa yang dilihat anak tadi, bagaimana ceritanya, apa yang anak rasakan saat kejadian, apa yang dilakukan anak kemudian, dan apa yang anak rasakan saat ini.

Astrid mengatakan, agar anak mau menceritakan apa yang dialami dan dirasakan, orangtua perlu memberi pertanyaan dengan nada rendah. Cara ini dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi di sekitar anak agar kembali tenang.

Selain memulihkan kondisi lingkungan untuk anak, cara ini juga dapat membantu orang dewasa untuk lebih bijak menyikapi tragedi kekerasan seperti yang terjadi kemarin.

Seseorang yang kondisi psikologisnya mudah terganggu juga akan ikut tenang menyikapi tragedi menghebohkan di hadapannya tersebut.

Pendampingan

Ketika orang dewasa sudah mengetahui kondisi psikologis seseorang dari pertanyaan-pertanyaan sederhana yang disampaikan di atas, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pendampingan.

Pendampingan ini penting, terutama bagi orang yang mulai menunjukkan kondisi tidak baik setelah melihat peristiwa kekerasan secara langsung.

"Kita memastikan saat kita berada di sampingnya, kita hadir untuknya. Mungkin nanti bisa muncul perubahan tidur atau perubahan emosi karena ia teringat atau kepikiran kejadian tersebut, tetapi dengan kita disampingnya, kita secara tidak langsung memberikan keamanan untuk dirinya," ujar Astrid.

Pelajaran untuk kita semua, seseorang yang secara tiba-tiba mengalami goncangan emosional karena kondisi situasi yang sedang terjadi, sangat membutuhkan bantuan berupa perhatian dan kasih sayang agar ia merasa tenang secara psikologisnya.

Selain itu, berbicaralah dengan tenang, dan bukalah diskusi-diskusi yang membantu dirinya untuk memahami kejadian tersebut dengan perlahan tanpa titik emosional yang tinggi.

"Kasih pemahaman dan kabarkan berita yang dapat menenangkannya seperti, oh pelaku sudah ditangkap, pak Wiranto sudah dibawa ke RS. Banyak orang yang khawatir juga," tutur Astrid.

Baca juga: Anak Nonton Wiranto Diserang, Psikolog Sarankan Orangtua Tanya Hal Ini

Astrid mengingatkan, jika Anda masih bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, sebaiknya untuk segera menghubungi psikolog terdekat dan terpercaya.

Persoalan trauma bukanlah hal yang bisa dianggap sepele untuk dibiarkan berlarut. Ada efek buruk jangka panjang yang bisa menimpa penderita trauma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com