KOMPAS.com - Kasus penyerangan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) di depan khalayak ramai merupakan suatu problematika psikologis.
Psikolog anak dari Pion Clinician, Astrid W.E.N mengatakan, tindak kekerasan yang terjadi di keramaian bisa menimbulkan kondisi traumatik bagi masyarakat yang menonton.
Dia menyampaikan, suatu tindakan kekerasan yang mengancam jiwa juga bisa menimbulkan reaksi berbeda pada masing-masing individu.
"Setiap orang, baik anak-anak maupun dewasa, akan memiliki reaksi yang berbeda-beda secara psikologis yang kemudian perlu dilakukan adalah pendampingan," kata Astrid.
Baca juga: Paska Penusukan Wiranto, Ini Kata Psikolog Untuk Menjaga Psikologis Anak
Astrid mengatakan, orang dewasa pada umumnya lebih mudah mengontrol diri dan memetakan pikiran terhadap apa yang sedang terjadi, sehingga bisa memikirkan tindakan apa yang seharusnya dilakukan ke depan.
Namun, hal ini tidak terjadi pada anak-anak yang pemikiran dan emosionalnya belum matang. Hal ini membuat reaksi yang dilakukan oleh anak-anak akan berbeda dengan orang dewasa.
Beberapa anak mungkin jadi penasaran dengan apa yang terjadi, tapi mungkin ada juga anak yang menjadi cemas ketika memori kejadian kekerasan yang dilihatnya kembali berulang.
Untuk menjaga dan mengetahui kesehatan mental anak, Astrid berkata, orangtua perlu memberi beberapa pertanyaan sehingga anak dapat menceritakan apa yang dialami dan dirasakannya.
Pertanyaannya pun pertanyaan mudah yang memancing anak bercerita. Misalnya saja, apa yang dilihat anak tadi, bagaimana ceritanya, apa yang anak rasakan saat kejadian, apa yang dilakukan anak kemudian, dan apa yang anak rasakan saat ini.
Astrid mengatakan, agar anak mau menceritakan apa yang dialami dan dirasakan, orangtua perlu memberi pertanyaan dengan nada rendah. Cara ini dilakukan untuk membantu memulihkan kondisi di sekitar anak agar kembali tenang.
Selain memulihkan kondisi lingkungan untuk anak, cara ini juga dapat membantu orang dewasa untuk lebih bijak menyikapi tragedi kekerasan seperti yang terjadi kemarin.
Seseorang yang kondisi psikologisnya mudah terganggu juga akan ikut tenang menyikapi tragedi menghebohkan di hadapannya tersebut.
Ketika orang dewasa sudah mengetahui kondisi psikologis seseorang dari pertanyaan-pertanyaan sederhana yang disampaikan di atas, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan pendampingan.
Pendampingan ini penting, terutama bagi orang yang mulai menunjukkan kondisi tidak baik setelah melihat peristiwa kekerasan secara langsung.
"Kita memastikan saat kita berada di sampingnya, kita hadir untuknya. Mungkin nanti bisa muncul perubahan tidur atau perubahan emosi karena ia teringat atau kepikiran kejadian tersebut, tetapi dengan kita disampingnya, kita secara tidak langsung memberikan keamanan untuk dirinya," ujar Astrid.