KOMPAS.com - Susah BAB atau sembelit bisa terjadi pada siapa saja. Penyebabnya juga dipengaruhi oleh beragam faktor, salah satunya dehidrasi.
Terlalu banyak makan dan kurang minum juga biasanya menyebabkan feses, atau dikenal juga dengan sebutan tinja, menjadi lebih keras.
Susah BAB juga mungkin terjadi kepada orang dengan pola makan yang kurang teratur. Misalnya, jarang sarapan dan baru mulai makan pada siang hari.
"Padahal, sarapan pagi diperlukan untuk memicu usus berkontraksi demi melancarkan BAB," kata dr M. Alvin Astian Ardiansyah, seperti dilansir Hello Sehat.
Selain itu, faktor olahraga, kurang makan makanan berserat, dan terlalu banyak konsumsi produk susu juga dapat memicu terjadinya susah BAB.
Baca juga: Awas, Main Hp Saat BAB Picu Risiko Ambeien dan Masalah Lain
Bila susah BAB, beberapa orang akan langsung mencari cara untuk melancarkan BAB dengan minum banyak air dan makan serat.
Padahal cara itu belum tentu bisa mengobati sembelit.
Selain kedua hal tersebut, masih ada info-info seputar sembelit yang perlu Anda ketahui kebenarannya.
Berikut adalah mitos dan fakta seputar susah BAB yang sering beredar di masyarakat.
1. Banyak minum air bisa sembuhkan susah BAB
Pernyataan ini mitos. Minum banyak air bukanlah salah satu cara untuk menyembuhkan susah BAB.
Minum banyak air hanya dapat mencegahnya. Air berfungsi melunakkan feses, sehingga memudahkan buang air besar atau BAB.
Susah BAB terjadi karena feses menjadi keras, tersumbat, dan menumpuk. Ketika seseorang minum banyak air dengan anggapan bisa menyembuhkan sembelit, air hanya memberikan efek kembung. Air memang akan diserap oleh usus dan dibuang melalui urine atau air seni.
"Dalam keadaan susah BAB, saya menganjurkan untuk menambahkan 2-4 gelas air putih dari porsi biasanya untuk menghindari dehidrasi," kata dr Alvin.
2. Makan makanan berserat bisa mengobati susah BAB