Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranitidine Disinyalir Mengandung Zat Penyebab Kanker, Ini Tanggapan Ahli

Kompas.com - 25/09/2019, 19:35 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obat ranitidine disebut oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengandung pengotor (zat racun) nitrosamine dalam kadar rendah

Pengotor nitrosamine yang kerap disebut dengan N-Nitrosodimethylamine (NDMA) ini disinyalir dapat menyebabkan kanker pada manusia.

Padahal, ranitidine merupakan obat yang sering dikonsumsi masyarakat dengan masalah asam lambung, baik maag atau GERD.

Menanggapi persoalan ini, Akademisi dan Praktisi Kesehatan, Dr Ari Fahrial Syam, menjelaskan bahwa obat ranitidine memang memiliki kandungan sumber karsinogen yang sedang diteliti dan diinvestigasi lebih lanjut oleh BPOM Indonesia dan FDA AS.

Baca juga: Bagaimana Posisi Tidur yang Tepat agar Asam Lambung Tidak Kumat?

"Obat ini (ranitidine) yang biasanya untuk penderita maag, terbukti secara konten (isi kandungan) ada karsinogennya (zat penyebab kanker). Tapi masih dievaluasi berbahaya atau tidaknya, dengan kadar rendah itu," ujar Ari kepada Kompas.com, Rabu (25/9/2019).

Menurut dia, pada umumnya sumber karsinogen atau zat beracun tersebar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu di dalam asap kebakaran dan juga rokok.

Meski demikian, bila kajian membuktikan bahwa zat NDMA dalam ranitidine berbahaya, maka obat ini tidak boleh digunakan.

"Kayak formalinlah, kecil berbahaya. Tapi tetap tidak boleh kita gunakan, karena racun. Jadi, kalau nanti hasil evaluasi itu ranitidine beracun dan berbahaya artinya tidak boleh digunakan, berapapun dosisnya atau seberapa lama jangka konsumsinya, kalau racun tetap tidak boleh digunakan," kata Ari.

Baca juga: GERD, dari Penyebab, Gejala hingga Penanganan

Terkait efek kanker dari sumber karsinogen yang ada di obat ranitidine, Ari berkata bahwa karena obat tersebut merupakan obat yang dikonsumsi, arah kankernya bisa terjadi di liver atau hati.

Namun, ini baru dugaan dan masih membutuhkan kajian lebih lanjut. BPOM sendiri masih menunggu bagaimana kelanjutan investigasi zat karsinogen di dalam obat ranitidine tersebut.

Ari pun menghimbau kepada masyarakat yang sudah terlanjur mengkonsumsi obat ranitidine secara aktif untuk tidak perlu risau.

Hentikan konsumsi ranitide selagi dikaji dan gunakan berbagai alternatifnya. Ari menyampaikan bahwa ada banyak obat yang sebenarnya lebih kuat untuk menekan asam lambung, yaitu omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, esomeprazol, atau pantoprazol.

"Prinsipnya saat ini pasien tidak usah panik, yang memang sudah menggunakan rutin (konsumsi obat ranitidine) berkonsultasilah ke dokter, mungkin ada pilihan obat pengganti bagaimana begitu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau