Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Tonsilitis, dari Gejala, Penyebab sampai Pengobatan

Kompas.com - 25/09/2019, 08:05 WIB
Farren Anatje Sahertian,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tonsilitis adalah radang amandel, yang merupakan kumpulan jaringan limfoid yang membentuk bagian dari sistem kekebalan tubuh dan terletak di belakang tenggorokan.

Sebagian kasus tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus umum, tetapi infeksi bakteri juga dapat menyebabkan tonsilitis. Dikarenakan pengobatan yang tepat untuk tonsilitis tergantung pada penyebabnya, maka penting untuk mendapatkan diagnosis yang cepat dan akurat.

Mengapa amandel terinfeksi?

Amandel adalah garis pertahanan sistem kekebalan tubuh pertama untuk melawan bakteri dan virus yang masuk ke mulut Anda. Hal inilah yang menyebabkan amandel sangat rentan terhadap infeksi dan peradangan.

Namun, fungsi sistem kekebalan amandel menurun setelah masa pubertas - faktor yang dapat menjelaskan mengapa kasus tonsilitis jarang terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: Tenggorokan Sakit Saat Menelan, Penyakit Apa?

Penyebab

Tonsilitis paling sering terjadi disebabkan oleh infeksi virus. Namun, infeksi bakteri bisa juga menjadi penyebabnya.

Bakteri penyebab tonsilitas yang paling umum adalah Streptococcus pyogenes (grup A strepcoccus). Bakteri ini juga menyebabkan radang tenggorokan.

Faktor risiko

Faktor risiko untuk mengalami tonsilitis meliputi:

  • Berusia muda. Tonsilitis utamanya terjadi pada anak-anak, tetapi jarang pada mereka yang lebih muda dari usia 2 tahun. Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri paling umum terjadi pada anak-anak usia 5 hingga 15 tahun, sedangkan tonsisilitis oleh virus sering terjadi pada anak-anak yang lebih muda.
  • Sering terpapar kuman. Tonsilis dapat terjadi jika anak-anak usia sekolah sering mengalami kontak dengan teman mereka dan sering terpapar virus atau bakteri.

Pencegahan

Kuman yang menyebabkan tonsilitis dan bakteri ternyata menular. Oleh karena itu, pencegahan terbaik adalah mempraktikkan kebersihan yang baik. Anda bisa memulai dengan mengajari Anak anda untuk:

  • Rajin mencuci tangan, terlebih saat selesai menggunakan toilet dan sebelum makan.
  • Menghindari untuk berbagi makanan atau botol air
  • Mengganti sikat gigi setelah didiagnosis terkena tonsilitis

Sementara itu, untuk membantu agar anak Anda tidak menyebar bakteri atau virus kepada orang lain, maka yang bisa dilakukan adalah:

  • Menjaga anak Anda untuk tetap di rumah ketika sakit
  • Berkonsultasi kepada dokter kapan anak Anda boleh kembali beraktivitas
  • Ajari anak Anda untuk batuk atau bersin ke tisu atau, jika perlu, ke sikunya
  • Ajari anak Anda untuk mencuci tangannya setelah bersin atau batuk

Baca juga: Alasan Tenggorokan Terasa Pahit Habis Pakai Obat Tetes Mata

Gejala

Tonsilitis paling sering menyerang anak-anak antara usia pra-sekolah dan pertengahan remaja. Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Amandel menjadi merah dan bengkak
  • Terdapat lapisan putih atau kuning atau bercak pada amandel
  • Kesusahan atau kesakitan ketika menelan
  • Demam
  • Pembesaran, kelenjar lunak (kelenjar getah bening) di leher
  • Suara yang gatal, tereda, atau serak
  • Bau mulut
  • Sakit perut, terutama pada anak kecil
  • Leher kaku
  • Sakit kepala

Pada anak yang kesulitan menjelaskan apa yang mereka rasakan, beberapa tanda yang dapat orangtua perhatikan adalah:

  • Produksi air liur yang berlebih karena kesusahan atau sakit ketika menelan
  • Menolak untuk makan
  • Kerewelan yang tidak biasa

Komplikasi

Peradangan atau pembengkakan amandel akibat tonsilitis yang sering atau sedang berlangsung (kronis) dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Gangguan pernapasan saat tidur (obstructive sleep apnea)
  • Infeksi yang menyebar jauh ke jaringan di sekitarnya (tonsillar cellulitis)
  • Infeksi yang menghasilkan nanah di belakang amandel (abses peritonsillar)

Baca juga: Muncul Bercak Putih di Tenggorokan, Apa yang Harus Dilakukan?

Kapan harus ke dokter?

Penting bagi untuk mendapatkan diagnosis yang akurat jika anak Anda memiliki gejala yang terindikasi tonsilitis. Oleh karena itu, sebaiknya kunjungi dokter jika anak Anda mengalami:

  • Sakit tenggorokan yang tidak hilang dalam 24 hingga 48 jam
  • Nyeri atau kesulitan ketika menelan
  • Tubuh yang terasa lemah, lelah atau rewel dengan kondisi ekstrem.

Segera dapatkan perawatan jika anak Anda memiliki gejala-gejala berikut:

  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan menelan
  • Mengiler

Penanganan

Pengobatan rumah

  • Beristirahat memungkinkan tubuh menfokuskan energinya untuk memerangi infeksi dan bukan menggunakannya untuk beraktivitas.
  • Minum banyak air dapat mencegah tenggorokan mengering ketika tubuh menggunakan lebih banyak air untuk melawan infeksi.
  • Berkumur dengan air garam dapat mengurangi rasa tidak nyaman akibat tonsilitis. Mengisap pelega tenggorokan, menggunakan pelembap udara atau duduk di kamar mandi yang beruap juga dapat mengurangi iritasi yang disebabkan oleh keringnya udara.

Obat-obatan

Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas, seperti acetaminophen dan ibuprofen, dapat digunakan untuk menangani rasa sakit akibat tonsilitis.

Akan tetapi jika tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik.

Operasi

Dulunya, operasi merupakan pendekatan umum yang relatif dilakukan untuk menangani tonsilitis. Saat ini, tonsilektomi atau operasi pengangkatan amandel tidak dilakukan kecuali kondisinya kronis dan berulang.

Sebagai contoh, jika Anda mengalami tonsilitis tujuh kali dalam satu tahun atau tiga episode per tahun selama tiga tahun berturut-turut, maka dokter mungkin akan mempertimbangkan untuk melakukan pembedahan.

Tonsilektomi juga dapat dilakukan jika amandel menyebabkan masalah sekunder seperti:

  • Gangguan tidur yang serius (sleep anea)
  • Kesusahan dalam bernapas atau menelan
  • Tonsillar cellulitis, ketika infeksi menyebar ke daerah lain dan menyebabkan penumpukan nanah di belakang amandel
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com