Jika Anda memiliki faktor risiko aneurisma otak terutama soal rokok dan dan riwayat hipertensi, ada baiknya melakukan brain check-up.
“Opsi pertama adalah CT-scan kepala. Namun terkadang jika aneurisma sangat kecil, seringkali tidak terlihat. Dengan begitu opsi selanjutnya adalah MRI atau MRA otak,” tutur dr Rubiana.
Baca juga: Aneurisma di Otak Bisa Sebabkan Kematian di Usia Muda
Tahapan selanjutnya adalah CT-scan angiografi kepala, untuk melihat lebih jelas tiap pembuluh darah. Tahapan yang paling efektif dan komprehensif, menurut dr Rubiana, adalah DSA.
“Presentase terlihatnya aneurisma lewat DSA mencapai 99 persen. Caranya adalah membuat sedikti sayatan di paha, memasukkan kawat sampai otak, kemudian melihat kondisi aneurisma tersebut,” tutur dr Rubiana.
Jika hasil check-up menunjukkan bahwa terdapat aneurisma pada pembuluh darah di otak, langkah selanjutnya adalah menentukan metode pengobatan.
dr Joy menyebutkan, ada dua metode yang kerap digunakan untuk mengobati aneurisma. Pertama adalah metode operasi clipping, kedua adalah koil atau katerisasi.
“Metode surgical clipping sudah ada sejak tahun 1965. Jadi tengkorak kepala dibuka sekitar 3-5 cm, kemudian aneurisma dijepit menggunakan klip berukuran sangat kecil,” tuturnya.
Baca juga: Jadi Pemicu Kasus Ibu Buang Anak, Begini Cara Depresi Merusak Otak
Opsi kedua adalah katerisasi. Kawat dimasukkan ke dalam pembuluh otak, kemudian balon aneurisma “disumpal” menggunakan kawat tersebut.
“Balonnya (aneurisme) disumbat sampai pendarahannya berhenti,” lanjutnya.
Metode surgical clipping memiliki presentase keberhasilan sampai 90 persen dan tidak usah melakukan operasi lagi setelahnya. Hal ini, menurut dr Joy, berbeda dengan metode katerisasi.
“Jika pakai katerisasi, sekitar lima tahun kemudian sumbatan bisa saja bocor lagi,” tambahnya.
Dari segi biaya, metode surgical clipping juga lebih ekonomis dibanding katerisasi.
“Namun sebelum terlambat, ada baiknya melakukan check-up apabila terdapat faktor risiko pada diri Anda. Sebelum terlambat,” tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.