Virus herpes zoster berbeda dengan virus herpes simpleks. Infeksi virus herpes zoster biasanya disebut juga dengan cacar ular yang bisa menyakitkan.
Lalu meski bisa terjadi pada bayi dan usia muda, seringkali kasusnya terjadi pada lansia.
Susie menjelaskan bahwa penyebab munculnya cacar ular terjadi adalah virus cacar air yang ketika dinyatakan sembuh, tidak benar-benar mati dan ada di sumsum tulang belakang. Ketika imunitas atau daya tahan tubuh menurun, virus tersebut akan mencoba menyerang dan akhirnya tampak di permukaan kulit.
Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kulit Keriput Saat Tua?
5. Tumor jinak
Pernahkah Anda mendapati daging kecil tumbuh disekitar wajah Anda?
Di dunia medis, daging kecil ini disebut spluten dan merupakan salah satu bagian dari proses penuaan.
Selain di wajah yang berupa daging berwarna putih dan cokelat seperti tahi lalat, spluten juga sering terjadi di daerah lipatan.
Susie berkata bahwa spluten tidak berbahaya. Namun, jika dirasa menganggu bisa dibuang dengan tindakan oleh dokter kulit. Akan tetapi, harus diingat bahwa meski sudah dibuang sekali pun, spluten bisa muncul kembali beberapa tahun kemudian.
6. Tumor ganas atau kanker
Semakin tua atau lanjut usia seseorang, maka risiko terkena kanker akan semakin besar.
Kanker ganas pada kulit bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu Melanoma dan Basal Cell Calcinoma.
Melanoma merupakan kanker kulit paling ganas yang untungnya, jarang dialami oleh orang Asia, kecuali ada faktor X atau faktor lain.
Sementara itu, kasus kanker yang sering ditemukan oleh dokter kulit di Asia, terutama Indonesia, ialah kanker Basal Cell Calcinoma (BCC).
Jenis kanker ini berbentuk seperti tahi lalat, tetapi seperti ada luka di tengah tahi lalat tersebut. Lantas, ketika membesar, bisa muncul sensasi gatal atau bahkan mengeluarkan nanah.
Oleh karena itu, lansia perlu waspada bila muncul gejala mirip tahi lalat di permukaan kulit. Segeralah berkunjung ke dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat agar kelainan yang menyerang kulit tidak bertambah parah dan membahayakan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.