Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khas dan Unik, 7 Jenis Burung Cendrawasih Endemik Indonesia

Kompas.com - 12/09/2019, 19:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

Salah satu anggota paling sederhana dalam keluarga Paradisaeidae, satu-satunya perhiasannya adalah rona wajah berwarna-warni kuning, merah dan biru langit di dekat pangkal paruh.

Jantan dan betina memiliki penampilan yang serupa, namun betina sedikit kusam dan lebih kecil. Endemik jenis ini dapat ditemukan di Pegunungan Arfak, Semenanjung Doberai, Papua Barat.

4. Cendrawasih Astrapia Arfak (Astrapia nigra)

Nama ini berasal dari dua bahasa, yaitu bahasa yunani dan bahasa Latin, Astrapia dalam bahasa Yunani berarti penerangan dan nigra dalam bahasa latin berarti hitam.

Burung endemik ini terdapat di wilayah Papua Barat, Indonesia, di Pegunungan Arfak, Papua pada ketinggian antara 1700 – 2250 m, terutama di daerah Tamarau.

Burung ini termasuk jenis aves yang langka dan dilindungi karena jumlahnya yang terbatas dan hanya dapat ditemui di beberapa tempat, seperti Indonesia Timur.

5. Cenderawasih Parotia Arfak (Parotia sefilata)

Burung cendrawasih jenis ini bersifat dimorfik, jantan dan betina berbeda warna bulunya.

Jantan memiliki bulu hitam dengan warna-warni berwarna struktural perisai dan emas-hijau dan segitiga bulu perak di mahkota. Tubuhnya dihiasi dengan bulu hitam memanjang di sisi dada dan tiga kabel panjang di belakang setiap mata.

Burung betina tidak memiliki hiasan dan memiliki bulu berwarna coklat, menjelang kawin, jantan akan melakukan tarian seperti balerina dengan bulu hitam memanjang menyebar di sekitar rok, tepat di bawah pelindung dada berwarna-warni.

Selama tarian yang spektakuler, ia menggelengkan kepala dan lehernya dengan cepat untuk menunjukkan kecemerlangan perhiasan perak berbentuk segitiga terbalik miliknya untuk memikat betina.

Parotia Arfak ini hanya ditemukan di hutan pegunungan Vogelkop dan Semenanjung Wandammen di Papua Barat. 

6. Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica)

Jenis burung cendrawasih berukuran kecil, dengan panjang sekitar 21 cm, dari marga Cicinnurus.

Burung jantan dewasa memiliki bulu berwarna merah dan hitam dengan tengkuk berwarna kuning, mulut hijau terang, kaki berwarna biru dan dua bulu ekor ungu melingkar. Kulit kepalanya berwarna biru muda terang dengan pola salib ganda hitam.

Burung betina berwarna coklat dengan kulit kepala biru muda. Endemik Indonesia ini hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Papua Barat.

Penamaan ilmiah spesies ini diberikan oleh keponakan Kaisar Napoleon Bonaparte yang bernama Charles Lucien Bonaparte dan sempat menimbulkan kontroversi.

Bonaparte, seorang pengikut aliran republik, mendeskripsikan burung Cendrawasih Botak dari spesimen yang dibeli oleh seorang ahli biologi Inggris bernama Edward Wilson beberapa bulan sebelum John Cassin. Penamaan burung ini untuk menghormati Edward Wilson atau dalam bahasa Inggris disebut Wilson Bird of Paradise.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau