Sebagian besar dari kita mencoba mengendalikan hama kecoak menggunakan insektisida. Banyak produk insektisida dijual di pasaran untuk membasmi kecoak.
Penggunaan insektisida yang tak terkontrol secara terus-menerus akan berdampak kepada kebalnya kecoak terhadap insektisida. Masyarakat cenderung memakai insektisida secara berlebihan dengan harapan mereka dapat membasmi kecoak secara instan.
Namun, penyemprotan insektisida secara terus menerus membuat kecoak memodifikasi gennya untuk dapat bertahan diri dari paparan insektisida. Gen yang membuat kecoak kebal terhadap insektifida akan terus diturunkan pada keturunan selanjutnya.
Kecoak yang mati karena insektisida adalah kecoak-kecoak yang lemah, sedangkan kecoak yang kuat akan terus bertahan hidup dan menghasilkan keturunan kecoak-kecoak yang kuat.
Efek dari hal ini adalah insektisida kurang ampuh dalam mengendalikan kecoak dan menimbulkan ledakan populasi kecoak di pemukiman.
Untuk menghindari kehadiran kecoak di pemukiman, lingkungan harus selalu dijaga kebersihannya sepanjang tahun karena kecoak menyukai tempat-tempat yang lembab dan banyak sisa makanan.
Di daerah pemukiman, sisa makanan manusia menjadi salah satu sumber makanan bagi kecoak untuk terus bertahan hidup dan bereproduksi.
Untuk membasmi kecoak di perumahan dan lingkungan, sebaiknya masyarakat menggunakan insektisida seperlunya saja. Tidak perlu berlebihan. Jenis insektisida perlu secara reguler diganti agar mereka tidak makin kebal terhadap satu jenis insektisida.
Robby Jannatan
Lecturer of Biology, Universitas Andalas
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambilkan dari artikel berjudul "6 fakta unik kecoak yang mungkin Anda belum tahu: selamat dari iklim ekstrem hingga membawa penyakit".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.