Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Perbedaan Asteroid, Komet, dan Meteor

Kompas.com - 09/09/2019, 19:38 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tiga asteroid melintasi bumi hari ini dan tercatat berjarak sangat dekat dengan Bumi.

Tiga asteroid ini telah diprediksi oleh NASA, khususnya Center for Near Earth Object Studies (CNEOS).

Diberitakan sebelumnya, asteroid pertama yang melintasi bumi, dinamakan 2019 QZ3, memiliki panjang 67 meter dengan kecepatan 16.700 mil/jam. Asteroid ini melintasi bumi pukul 06.49 Eastern Daylight Time (EDT), atau pukul 05.49 waktu Jakarta.

Asteroid kedua dinamakan 2019 RG2, dengan panjang 20 meter dan kecepatan hampir 50.000 mil/jam. Diperkirakan asteroid kedua ini akan melintasi bumi pukul 15.13 EDT, atau pukul 14.13 waktu Jakarta.

Di belakang 2019 RG2 terdapat asteroid ketiga, yang dinamakan 2019 QY4. Asteroid ini melintasi bumi dengan kecepatan 17.380 mil/jam, dan panjang 15 meter. Asteroid terakhir ini akan melintas sekitar pukul 21.10 EDT atau pukul 20.10 waktu Jakarta.

Baca juga: 3 Asteroid Melintasi Bumi Hari Ini, Terdekat Sepanjang Sejarah

Dilansir Live Science, Rabu (4/9/2019), dalam tata surya ada miliaran, atau mungkin triliunan benda langit yang mengorbit matahari. Ada komet, asteroid, meteorid, dan yang mencapai Bumi adalah meteor atau meteorit.

Namun, apa beda asteroid, komet, dan meteor? Mari kita bahas satu persatu-satu.

Asteroid

Ilustrasi asteroid Ilustrasi asteroid

Asteroid disebut juga planet minor atau planetoid. Asteroid berukuran lebih kecil dibanding planet, tapi lebih besar dibanding meteorid.

Asteroid terkecil ukurannya satu meter dan asteroid terbesar, Ceres, diameternya 950 kilometer atau hampir seperempat Bumi.

Sebagian besar asteroid berbentuk lonjong dan memiliki banyak kawah, hasil tabrakan dengan asteroid lain.

Hanya beberapa asteroid besar yang bentuknya mirip bola, salah satunya Ceres.

"Asteroid terdiri dari tanah liat dan batu silikat. Ada juga yang kombinasi antara logam terang dan padat seperti besi atau nikel," ungkap NASA.

Karena asteroid merupakan sisa bebatuan dari pembentukan tata surya, kebanyakan asteroid berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.

Secara visual, asteroid berbeda dengan komet.

Komet

Ilustrasi komet Ilustrasi komet
Komet lebih mirip bola saju ruang angkasa yang mengandung es dan debu. Komet sudah terbentuk sejak tata surya lahir, atau sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Kebanyakan komet mengorbit di bagian luar tata surya, berada di luar area planet Neptunus.

Di masa lalu, komet dipercaya sebagai kabar kematian pangeran atau hasil perang.

Seiring perubahan zaman, astronom modern sadar bahwa komet merupakan benda langit dan sisa-sisa bahan pembentuk tata surya miliaran tahun lalu.

Astronom Fred Whipple adalah yang pertama mendeskripsikan komet sebagai bola salju gelap, dari debu beku.

"Perbedaan antara komposisi asteroid dan komet mungkin dipengaruhi oleh bagaimana dan di mana mereka dilahirkan," tulis Britt Scharringhausen, profesor astronomi di Beloit College di Wisconsin.

"Tata surya terbentuk dari nebula matahari, awan gas dan debu. Di pusat nebula, matahari dilahirkan melalui keruntuhan gravitasi. Karena reruntuhan ini melepaskan panas, wilayah pusat nebula lebih panas dan lebih padat, sedangkan daerah luar lebih dingin," tulis Scharringhausen.

Asteroid terbentuk di dekat pusat nebula panas, di mana hanya ada batuan atau logam solid di bawah suhu ekstrem.

Komet terbentuk di luar garis es, wilayah cukup dingin untuk air dan gas seperti karbon dioksida membeku.

Karena itu, komet umumnya hanya ditemukan di ujung tata surya di dua daerah bernama Kuiper Belt dan Oort Cloud.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Seperti Bumi, Bulan Juga Sering Gempa

Meteorid, meteor, dan meteorid

Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).http://www.universetoday.com/116641/dont-miss-the-geminids-this-weekend-best-meteor-shower-of-the-year/ Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).
Meteorid merupakan asteroid kecil atau remahan komet yang pecah.

Ukuran meteorid mulai dari sebutir pasir hingga semeter.

Ketika meteorid bertabrakan dengan atmosfer planet, mereka akan menjadi meteor.

Kilat berapi yang dilepaskan meteor ketika mereka terbakar di atmosfer, bercahaya lebih terang dibanding Venus. Inilah mengapa meteor dijuluki bintang jatuh.

Para ahli memperkirakan lebih dari 43.500 kilogram material meteoritik jatuh ke Bumi setiap hari.

Dan jika meteor masuk ke atmosfer dan jatuh ke permukaan planet, benda itu berubah nama menjadi meteorit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com