Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Ibu Hamil Dilarang Stres, Picu Gangguan Kepribadian pada Anak

Kompas.com - 09/09/2019, 12:30 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Anak-anak yang terpapar stres dari ibunya kemungkinan mengalami gangguan kepribadian 9,53 kali lipat dibanding mereka yang ibunya tidak mengalami stres.

Anak-anak yang terpapar stres sedang, memiliki peluang empat kali lipat.

Ini bisa berupa stres terkait dengan masalah hubungan, faktor sosial atau masalah psikologis, misalnya.

Mengapa stres itu merusak?

Tidak diketahui bagaimana stres pada ibu-ibu hamil dapat meningkatkan risiko gangguan kepribadian.

Mungkin ini terkait dengan perubahan yang terjadi di otak atau akibat gen bawaan, atau sejumlah faktor lain dalam pengasuhan anak-anak.

Para peneliti mencoba untuk menghilangkan efek stres itu terlebih dahulu, dengan mengendalikan faktor-faktor lain seperti riwayat kejiwaan para ibu hamil, apakah mereka merokok selama kehamilan atau mengalami depresi.

Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan antara stres dalam kehamilan dan perkembangan depresi, kecemasan dan skizofrenia.

Pencegahan

Dr Trudi Senevirante, yang mengepalai fakultas perinatal di Royal College of Psychiatrists mengatakan kehamilan bisa menjadi masa yang penuh tekanan dan para calon ibu membutuhkan bantuan.

"Jika stres tidak ditanggulangi, ada kemungkinan besar itu akan masuk ke periode pascakelahiran," katanya.

"Ini hal yang sangat sensitif untuk dibicarakan.

"Kami tidak ingin para orang tua berpikir mereka merusak anak-anak mereka, tetapi tingkat stres yang tinggi mempengaruhi kita."

Ia mengatakan badan layanan kesehatan Inggris, NHS, secara dramatis sudah meningkatkan layanan kesehatan mental perinatal selama beberapa kali.

Menurunkan stres selama kehamilan

Para calon ibu harus mendapatkan dukungan selama di rumah dan di tempat pekerjaan selama kehamilan dan diberikan strategi bagaimana menyesuaikan diri ketika mereka stres, kata Dr. Senevirante.

"Mereka perlu belajar untuk beristirahat, meminta dukungan dan berbicara dengan seseorang tentang bagaimana perasaan mereka."

Mereka juga disarankan untuk menjalani pola makan berimbang, berhenti merokok, dan tidur teratur.
Dan setelah kelahiran?

Penulis utama dalam penelitian ini, Ross Brannigan, dari Royal College of Surgeons di Irlandia, mengatakan, "Studi ini menyoroti pentingnya dukungan untuk mengatasi stres dan kesehatan mental bagi para perempuan hamil dan keluarga selama masa kehamilan dan setelah melahirkan."

Baca juga: Stres pada Anak Autisme, Faktor, Efek dan Cara Mengendalikannya

Bidan atau petugas kesehatan harus bertanya apakah Anda pernah memiliki masalah dengan kesehatan mental Anda di masa lalu dan apakah Anda memiliki perasaan putus asa setelah bayi Anda lahir.

Para dokter akan menawarkan bantuan kesehatan untuk membantu Anda mengelola perasaan Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com