Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Usah Didebat Lagi, Vape Sama Bahayanya dengan Rokok Tembakau

Kompas.com - 08/09/2019, 17:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Hasil riset pun menemukan, pasien dewasa yang masuk ruang gawat darurat untuk penyakit paru-paru parah dua kali lebih tinggi pada Juni-Agustus 2019 dibandingkan pada bulan yang sama pada 2018.

Laporan lain, yang diterbitkan 6 September dalam jurnal CDC Morbidity and Mortality Weekly Report mendeskripsikan lima pasien muda di North Carolina yang memiliki gejala yang sama setelah vaping.

Semua pasien didiagnosis menderita pneumonia lipoid, suatu kondisi yang jarang terjadi di mana lemak atau minyak memasuki paru-paru dan menyebabkan pneumonia atau radang paru-paru.

Dokter tidak dapat menentukan apakah lipid berasal dari luar tubuh - dari zat yang dihirup - atau dari dalam tubuh, karena perubahan metabolisme lemak, kata CDC.

Baca juga: Rokok Sebabkan 50 Persen Kematian Akibat 12 Jenis Kanker, Kok Bisa?

CDC merekomendasikan agar orang-orang mempertimbangkan untuk tidak menggunakan rokok elektrik atau vape saat investigasi sedang berlangsung.

Terlepas dari penyelidikan ini, CDC juga mengimbau bagi remaja, dewasa, wanita hamil, untuk tidak menggunakan rokok tembakau ataupun vape.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com