Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah 3 Tahun di Cianjur Berkelamin Ganda, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 07/09/2019, 10:06 WIB
Ellyvon Pranita,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baru-baru ini seorang anak berinisial AR (3 tahun) asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, didiagnosis mengalami Hipospadia dan kelainan Undescended Testis atau sering disebut kelamin ganda.

Hipospadia adalah suatu kelainan di mana letak lubang kencing (uretra) berada di bagian bawah penis.

Sebagian kasus uretra ini terletak di bagian bawah kepala penis dan sebagian yg lain terletak di bagian bawah batang penis.

Sedangkan Undescended Testis (UDT) merupaka suatu kondisi di mana testis tidak terletak di dalam kantung pelir.

Baca juga: Pakar Genetika Medik Luruskan soal Kelamin Ganda Bocah 3 Tahun di Cianjur

Menurut Spesialis Seksolog dan Anti-aging, dr Haekal Anshari M Biomed AAM, kelamin ganda terjadi akibat kelainan hormon yang terjadi semasa kehamilan.

Dikatakan Haekal, jaringan yang membentuk organ kelamin pada laki-laki dan perempuan pada dasarnya sama. Namun hormon pria yang akan mempengaruhi pertumbuhan jaringan organ kelamin tersebut, hingga nantinya tumbuh menjadi kelamin laki-laki atau penis.

"Secara genetik jenis kelamin ditentukan oleh kromosom. Sel telur membawa kromosom X dan sel sperma dapat membawa kromosom X atau Y. Nah, jika sperma membawa kromosom X maka janin akan tumbuh dengan jenis kelamin perempuan dan bila sperma membawa kromosom Y maka janin tumbuh dengan jenis kelamin laki-laki," katanya.

Apabila secara genetik, misalnya karena sperma membawa kromosom Y dan bertemu dengan kromosom X, yang dibawa sel telur maka menjadi laki-laki. Tapi bila tidak memiliki hormon laki-laki, maka bisa terbentuk kelamin ganda.

Baca juga: Sudah Diobati Hingga Tuntas, Mungkinkah Penyakit Kelamin Bisa Kambuh?

Begitu juga terjadi dengan bayi perempuan. Kromosom X dari sperma bertemu dengan kromosom X dari sel telur, namun hormon laki-laki yang akan membuat kelaminnya tumbuh ambigu atau ganda.

Haekal menjelaskan secara sederhana penyebab kelamin ganda, yaitu karena kurangnya hormon laki-laki pada janin genetik laki-laki. Hal ini juga terjadi pada janin genetik perempuan. Jika terdapat paparan hormon laki-laki, juga akan membuat kelamin ganda. Selain itu, penyebab lainnya adalah adanya mutasi gen dan kelainan kromosom.

"Namun dalam beberapa kasus juga penyebabnya tidak dapat ditentukan secara pasti," tambahnya.

Kasus kelamin ganda ini butuh kerjasama yang erat dari pihak keluarga, dokter, juga konselor untuk dapat menentukan mana di antara dua kelamin yang dimiliki akan dipertahankan dan dibuang.

Baca juga: Lahir Tanpa Vagina, Tiruan Kelamin Wanita Ini Terbuat dari Kulit Ikan

Konseling dibutuhkan secara psikologis untuk mengetahui kecenderungan anak, apakah lebih ke arah laki-laki atau perempuan. Maka, tindakan koreksi termasuk penentuan jenis kelamin sebaiknya menunggu anak cukup besar.

Selanjutnya, penanganan atau operasi dapat dimulai bila sudah mantap dalam memilih salah satu dari jenis kelamin tersebut.

"Hal ini dikarenakan pengobatan kelamin ganda bukan hanya untuk fungsi reproduksi dan seksual saja, tapi juga untuk kesejahteraan psikologis dan sosial anak nantinya, yang bersifat jangka panjang," tutur Haekal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau