Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Bayi Spanyol Alami Sindrom Serigala, Dipicu Kandungan dalam Obat

Kompas.com - 01/09/2019, 19:11 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belasan bayi Spanyol mengalami tiba-tiba mengalami werewolf syndrome atau sindrom manusia srigala. Padahal, ini adalah kondisi genetik langka yang baru tercatat dialami 50 orang di seluruh dunia.

Dilansir Live Science, Kamis (29/8/2019), ada 17 bayi di Spanyol yang mengalami gejala hipertrikosis alias sindrom serigala. Kondisi ini membuat tubuh dan wajah penderita ditutupi rambut tebal, mirip serigala.

Seorang ibu bernama Angela Selles, mengaku bayinya yang bernama Uriel (6 bulan) tiba-tiba tertutup oleh rambut tebal di dahi, pipi, wajah, lengan, kaki, serta tangannya.

"Alis Uriel mirip alis orang dewasa dan itu sangat menakutkan, kami tak tahu apa yang terjadi," ucap Selles.

Baca juga: 5 Penyakit Akibat Kelainan Genetik, Sindrom Williams hingga Progeria

Awalnya, tak ada yang tahu kenapa rambut-rambut itu tumbuh dan dialami belasan bayi. Baik dokter dan orangtua sempat bingung, apakah ini masalah genetik atau gangguan metabolisme.

Namun akhirnya, Rabu (28/8/2019), Kementerian Kesehatan Spanyol mengumumkan bahwa biang kerok masalah ini adalah bayi mengonsumsi obat yang terkontaminasi.

Semua bayi yang mengalami sindrom manusia serigala mengonsumsi omeprazole, obat yang digunakan untuk mengobati gangguan asam lambung.

Namun sayangnya, obat omeprazole ini tercampur dengan minoxidil, obat yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Menurut penyelidikan Badan Obat-obatan dan Produk Kesehatan Spanyol (AEMPS), ada masalah saat obat omeprazole dikemas. AEMPS menduga, obat minoxidil disalahartikan sebagai omeprazole.

Dari laporan berita lokal Spanyol El Pais (6/8/2019), puluhan obat ditarik dari pasaran. Kemudian Selasa (27/8/2019), pabrik tempat produksi obat ditutup.

Mengenal sindrom serigala

Hipertrikosis alias sindrom serigala biasanya berkaitan dengan kondisi genetik sangat langka, di mana pertumbuhan rambut yang berlebihan dimulai pada masa bayi dan berlanjut hingga dewasa.

Menurut laporan di jurnal JAMA Dermatology, hanya sekitar 50 kasus hipertrikosis jenis ini yang pernah didokumentasikan.

Namun, tidak seperti orang dengan hipertrikosis genetik, bayi yang terkena obat yang diberi label salah tidak selalu berbulu - rambut yang berlebih akan mulai rontok setelah beberapa bulan.

Baca juga: Anak Dede Sunandar Derita Sindrom Williams, Ini 5 Fakta Penyakitnya

Tetap saja, ini merupakan cobaan berat bagi para orang tua, yang menghabiskan berminggu-minggu membawa anak-anak mereka ke spesialis, dan untuk anak-anak yang lebih besar yang diejek di sekolah karena penampilan mereka yang tidak biasa, The Telegraph melaporkan.

Selain itu, setidaknya satu anak dikabarkan mengembangkan kerusakan hati sebagai akibat dari percampuran obat tersebut.

Empat keluarga sekarang bersiap untuk meluncurkan gugatan terhadap FarmaQuimica Sur, perusahaan yang melatarbelakangi kesalahan fatal ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau