Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba Serbi Hewan: Alasan Jerapah Bisa Langsung Lari Setelah Lahir

Kompas.com - 29/08/2019, 20:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Ancaman Bahaya

Stephanie Fennessy, pendiri Giraffe Conservation Foundation sendiri menyoroti jika tingkat kematian untuk jerapah yang baru lahir sendiri bisa mencapai 50 persen atau lebih di daerah dengan kepadatan pemangsa tinggi.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kematian mereka. Salah satunya adalah gerakan canggung anak-anak jerapah yang baru pertama kali belajar berjalan.

"Langkah awal yang kikuk dan pergerakan mereka selama beberapa hari pertama tampaknya menjadi daya tarik bagi pemangsa," kata Fred Bercovitch, direktur eksekutif Save the Giraffes.

Sementara Bercovitch menjelaskan, anak jerapah harus mengikuti induk mereka setelah lahir untuk menemukan makanan bergizi. Singa dan hyena termasuk predator paling berbahaya bagi jerapah muda.

Jika terjadi serangan, induk akan berdiri didepan anak-anaknya dan menendang ke arah kumpulan predator tersebut.

Induk jerapah memang ahli dalam menyembunyikan anak-anak mereka namun tetap ada kondisi yang akhirnya menjauhkan para induk dari anak.

Seperti air dan juga makanan, mau tidak mau membuat induk meninggalkan anak selama beberapa jam. Saat inilah merupakan saat paling rentan bagi anak untuk diserang predator.

Selain predator masih ada bahaya lain yang mengintai. Jerapah juga harus berhadapan dengan pemburu liar yang mengincar kepala serta ekor mereka.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Kucing Memakan Rumput?

Kepala jerapah biasa digunakan sebagai piala sedangkan ekor mereka berfungsi sebagai simbol status di beberapa komunitas.

Populasi jerapah juga menurun karena habitat mereka terpecah serta penyakit. Pada 2016, jerapah masuk dalam daftar rentan terhadap kepunahan yang dikeluarkan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

Sumber: Kompas.com (Monika Novena)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com