Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Mitos atau Fakta, Buah Salak Bikin Sembelit?

Kompas.com - 26/08/2019, 09:35 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Banyaknya mitos mengenai makanan sering kali membuat masyarakat bingung.

Seorang pembaca Kompas.com yang bernama Ning I’ana juga sedang bingung mengenai mitos salak dapat menyebabkan sembelit. Dia pun mengirimkan pertanyaannya ke rubrik Halo Prof!:

"Hallo Prof! Saya mau tanya, apakah memakan buah salak dapat menyebabkan sembelit? Bahkan kerabat saya tidak membolehkan anaknya yang berumur dua tahun mengonsumsi buah salak karena hal tersebut. Terima kasih."

Pertanyaan ini dijawab oleh dr. Maria Lioni Kusuma, seorang Dokter Umum dari RS Pondok Indah – Puri Indah. Berikut paparannya:

Baca juga: Halo Prof! Kenapa Rambut Rontok Terus Padahal Masih Muda?

Halo Ibu Ning I'ana!

Sebelum saya jelaskan mengenai efek makan buah salak dengan sembelit, saya jelaskan dulu tentang apa itu sembelit yang sebenarnya ya.

Sembelit atau konstipasi adalah gejala yang timbul akibat berkurangnya kecepatan pergerakan usus, yang menyebabkan seseorang sulit buang air besar (BAB), baik karena dorongan BAB yang jarang maupun konsistensi feses yang sangat keras.

Sembelit dapat terjadi pada semua orang, dari anak-anak sampai orang lanjut usia, namun lebih sering terjadi pada lansia dengan kondisi medis yang menyebabkan tirah baring lama, misalnya setelah terkena stroke.

Gejala sembelit dapat berupa jarang BAB, perut terasa begah atau kembung, harus mengejan terus selama proses BAB, dan bentuk BAB yang keluar seperti kerikil yang berwarna gelap.

Baca juga: Halo Prof! Bagaimana Cara agar GERD dan Penyakit Jantung Tidak Kambuh?

Buang Air Besar (BAB) normal itu sendiri frekuensinya bervariasi, bisa dari tiga hari sekali sampai dengan tiga kali sehari. Konsistensi feses normal ialah berbentuk tapi tidak keras, sehingga tidak dibutuhkan usaha mengejan sepanjang waktu proses pembuangan kotoran.

Pola BAB setiap orang dipengaruhi oleh faktor usia, pola makan, dan aktivitas fisik.
Semakin tua usia seseorang, pergerakan usus turut melambat sehingga perlu tambahan nutrisi seperti ekstra sayur berserat tinggi dan pemberian probiotik, serta olahraga teratur sesuai kondisi tubuhnya.

Semakin sehat pola makan seseorang - mencakup jumlah konsumsi air minimal 2,5 liter sehari dan tinggi serat - pola BAB pun akan semakin teratur dan semakin kecil kemungkinan sembelit. Semakin aktif kegiatan fisik atau olahraga teratur, pergerakan usus dan pola BAB akan semakin baik.

Jumlah serat yang disarankan dalam satu hari adalah 25 gram untuk wanita dan 35 gram untuk pria, namun ternyata masyarakat Indonesia pada umumnya mengonsumsi hanya 15 gram serat setiap harinya.

Baca juga: Halo Prof! Saya Ada Keluhan tentang Fobia Nasi

Nah, terkait pertanyaan mengenai makan salak dan sembelit, kembali lagi pada tiga faktor utama tadi yang harus dikaji.

Apakah banyaknya salak yang dikonsumsi sampai mengurangi jumlah buah, sayur, dan makanan berserat yang lain? Apakah air yang dikonsumsi sang buah hati sudah sesuai kebutuhannya?

Keunikan pada buah salak terdapat pada kulit ari salak (kulit tipis di permukaan buah), yang mengandung tanin dan serat. Jadi, makan salak tidak perlu takut sembelit, dan tidak perlu kupas kulit tipis di dalamnya ya!

Semoga bermanfaat informasi ya, Bu, dan jangan takut lagi untuk mengonsumsi buah salak. ?
Salam sehat.

dr. Maria Lioni Kusuma

Dokter Umum

RS Pondok Indah – Puri Indah

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com