Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Glaukoma, Penyebab Kebutaan Nomor 2 di Indonesia

Kompas.com - 19/08/2019, 19:07 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Selain katarak, ternyata ada kelainan lain pada mata yang sangat bisa menyebabkan kebutaan, tetapi jarang diketahui oleh masyarakat.

Glaukoma namanya. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan nomor dua di dunia dan Indonesia setelah katarak.

Data dari WHO pada tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 39 juta orang yang mengalami kebutaan di dunia, dan glaukoma menyumbang 3,2 juta orang atau sekitar 8 persen di antaranya.

Glaukoma merupakan penyakit mata di mana tekanan cairan dalam bola mata menjadi terlalu tinggi sehingga dapat merusak serabut saraf mata yang membawa sinyal penglihatan dari mata ke otak.

Berbeda dengan katarak, kebutaan akibat glaukoma tidak dapat disembuhkan, namun dapat dicegah dengan mengontol faktor risikonya.

Baca juga: Benarkah Minum Teh Panas Bisa Turunkan Risiko Glaukoma?

Penyebab glaukoma

Tekanan bola mata dibentuk oleh cairan di dalam bola mata yang disebut akuos humor.

Cairan ini diproduksi oleh organ di dalam mata yang disebut badan siliar.

Lantas, akuos humor mengalir melalui pupil lalu ke sudut bilik mata depan dan keluar, lewat jaringan-jaringan pada bilik mata depan yang disebut anyaman trabekulum.

Jika semua ini berjalan lancar, maka mata akan baik-baik saja. Namun ketika ada gangguan pada sistem pembentukan dan pengeluaran cairan akuos humor, bisa terjadi tekanan bola mata yang tinggi.

Baca juga: Mengenal Glaukoma, Si Pencuri Penglihatan

Faktor risiko glaukoma

Penderita glaukoma biasanya memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma, memiliki tekanan bola mata tinggi, serta memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi dan migrain.

Selain itu, orang yang berumur di atas 40 tahun dan pengguna steroid, baik dalam bentuk obat tetes mata, obat radang sendi atau obat asma, untuk jangka waktu lama juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena glaukoma.

Orang yang pernah mengalami trauma pada mata, atau penderita miopia (kacamata minus) dan hipermetropia (kacamata plus) yang tinggi juga berisiko terkena glaukoma.

Jenis glaukoma

Ada lima jenis glaukoma yang dipublikasikan oleh JEC Eye Hospitals and Clinics pada Desember 2018. Berikut paparannya:

1. Galukoma primer sudut terbuka

Pada glaukoma jenis ini, terjadi gangguan sistem pengeluaran akuos humor sehingga menyebabkan tekanan mata meninggi secara perlahan.

Keadaan ini menyebabkan kerusakan saraf optik dan biasanya menyerang orang-orang yang berusia di atas 40 tahun. Namun pada sebagian kecil kasus, glaukoma primer sudut terbuka juga dapat menyerang golongan usia yang lebih muda hingga anak-anak.

Perkembangan glaukoma ini terjadi secara perlahan sehingga keluhan yang timbul seringkali tidak disadari. Pengelihatan perifer atau tepi dan pengelihatan malam hari akan terpengaruh terlebih dahulu sebelum pengelihatan sentral penderita.

Baca juga: Sayuran Hijau Bantu Turunkan Risiko Glaukoma

2. Glaukoma primer sudut tertutup akut

Jenis glaukoma kedua inilah yang sering terjadi di Asia, khususnya Indonesia, serta biasanya menyerang usia lanjut dan paruh baya.

Tipe glaukoma ini timbul seketika dengan tekanan cairan yang meningkat cepat dan drastis dalam mata. Akibatnya, tekanan bola mata mendadak tinggi dan menyebabkan berbagai gejala klinis.

Gejala yang sering terjadi, seperti rasa nyeri di mata, ketajaman pengelihatan menurun, tampak pelangi atau melihat lingkaran warna-warni ketika melihat lampu, sakit kepala dan mual yang kadang diserta muntah.

Jika tidak ditangani dengan segera, glaukoma ini akan menyebabkan kebutaan.

Baca juga: Faktor Keturunan dan Penyakit Pemicu Glaukoma

3. Glaukoma primer sudut tertutup kronik

Tipe glaukoma yang ketiga ini disebabkan oleh adanya sumbatan pada saluran keluarnya cairan dalam bola mata.

Mekanismenya sama seperti glaukoma sudut tertutup akut, tetapi sudut bilik mata tertutup kronik terjadi secara perlahan,sehingga tekanan mata mengalami peningkatan yang berkepanjangan.

Dikarenakan sifatnya yang perlahan, seringkali pasien tidak mengalami gejala sampai timbul kerusakan saraf optik.

4. Glaukoma sekunder

Nah, jenis glaukoma yang ini sering terjadi sebagai efek samping kejadian atau komplikasi penyakit lain.

Baca juga: Glaukoma Si Pencuri Penglihatan

Beberapa penyakit yang dimaksud ialah peradangan bola mata, katarak yang terlalu tebal, obat nyeri sendi, tumor dan juga diabetes yang tidak terkontrol.

Glaukoma jenis ini juga bisa timbul sebagai efek samping dari obat-obatan yang mengandung steroid, atau disebabkan oleh kecelakaan atau trauma.

5. Glaukoma kongenital

Jenis glaukoma yang satu ini terjadi karena sudut bilik mata depan terbentuk secara tidak normal sejak lahir.

Tanda-tanda awal yang bisa disadari oleh orangtua adalah kelainan pada bayi, seperti bola mata yang lebih besar dari normal, mata yang sensitif dan keluar air mata bila melihat cahaya, serta kornea mata tidak terlihat jernih.

Baca juga: Cokelat dan Anggur Merah Perbaiki Gejala Glaukoma?

Penanganan untuk glaukoma

Masih dalam publikasi yang sama, penderita glaukoma harus dikontrol secara teratur ke dokter mata selama hidupnya. Sayangnya, saraf mata yang sudah rusak tidak bisa diperbaiki.

Meskipun kerusakan lapang penglihatan karena glaukoma tidak dapat disembuhkan, tetapi pada sebagian besar kasus, dengan terapi kontrol secara teratur ke dokter mata, glaukoma dapat dikendalikan.

Berikut beberapa kontrol yang dapat dilakukan pada penderita glaukoma.

Obat-obatan glaukoma

Pemberian obat-obatan glaukoma merupakan bentuk penanganan umum dan awal yang diberikan dokter mata.

Obat-obatan ini dapat berupa tetes maupun oral tergantung kondisi mata penderita. Adakalanya dokter perlu mengganti jenis dan dosis obat sesuai perkembangan mata pasien.

Laser glaukoma

Laser glaukoma ini dapat berupa laser trabekuloplasti untuk glaukoma sudut terbuka atau laser iridotomy pada glaukoma sudut tertutup.

Pilihan tindakan laser akan disesuaikan dengan kebutuhan penderita. Tindakan laser ini merupakan prosedur rawat jalan sehingga pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Operasi glaukoma

Terakhir ialah operasi glaukoma yang dapat berupa bedah filtrasi (trabekulektomi) atau pemasangan implan glaukoma.

Pemilihan tindakan operasi ini tergantung kondisi dan jenis glaukoma yang diderita.

Operasi glaukoma sebagian besar dilakukan dengan bius lokal dan pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit.

Baca juga: Konsumsi Sayuran Berdaun Hijau Turunkan Risiko Glaukoma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau