Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Tegaskan Obati Kanker dengan Herbal Bisa Berbahaya

Kompas.com - 17/08/2019, 12:06 WIB
Nur Rohmi Aida,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

"Itulah proses yang harus dilalui yang disebut uji klinis fase 1,2,3. Kalau sudah masuk fase 3 tertinggi, dia bisa dicobaan ke manusia. Cukup aman dan efektif, berguna,” tegasnya.

Walta menekankan obat herbal merupakan obat yang digunakan berdasarkan pengalaman, belum melalui uji klinis sehingga penggunaan harus sangat berhati-hati.

Ia juga menyebut untuk tak mudah percaya tentang klaim orang yang bisa sembuh dengan obat herbal. Pasalnya, bahkan dalam uji klinis ada pertimbangan tentang jumlah orang yang mengalami kesembuhan.

“Missal dari 10 orang ada 3 yang sembuh. Pertanyaannya kalau 100 orang berati harus 30 orang. Kalau 1000 orang berati harus 300 orang. Tercapai nggak itu?" ujar Walta.

"Nah kalau nggak dari 100 orang baru 6, berati nggak boleh. Maka dianggap 6 orang itu bernasib baik karna statisknya nggak sama,” sambungnya.

Sehingga, ketika seseorang menggunakan obat herbal sebagai obat kanker harus dipastikan pula kondisinya apakah menimbulkan efek ke bagian ginjal atau hati untuk memastikan obat tersebut aman atau tidak untuk dikonsumsi lebih lanjut.

“Kalau dia (obat herbal) bisa untuk anti kanker, dia bukan lagi namanya obat herbal, tapi anti kanker. Tentunya harus memenuhi kriteria obat tersebut sebagai obat kanker," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com