Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Besar Bahaya Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud?

Kompas.com - 14/08/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Banyak ahli tidak menganjurkan membersihkan telinga dengan cotton bud karena dikhawatirkan akan menyebabkan rusaknya gendang telinga sampai infeksi.

Bulan Maret 2019, seorang pria 31 tahun asal Inggris dikabarkan mengalami infeksi di tulang dasar tengkorak gara-gara membersihkan telinga dengan cotton bud.

Hal serupa, pada Mei lalu juga dialami perempuan Australia berusia 39 tahun. Dia mengalami infeksi yang menggerogoti bagian tengkorak dan sangat mengancam jiwa.

Menurut laporan berita lokal negeri kanguru, wanita yang diketahui bernama Jasmine mengaku memiliki kebiasaan membersihkan telinga.

Baca juga: Kotoran Telinga, Bolehkah Dibersihkan Sendiri dengan Cotton Bud?

Selama bertahun-tahun perempuan ini mengalami gangguan pendengaran dan sesekali terdengar suara aneh berdenging di telinga kirinya. Sejak saat itu, perempuan ini merasa sakit kepala.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Ketika dia periksa ke dokter, rupanya dia sudah mengalami infeksi parah di belakang telinga kiri. Dokter mengatakan, infeksi sudah mulai menggerogoti tulang di sekitarnya selama lima tahun.

"Ternyata, serat dari cotton bud berada di telinga, saya terinfeksi,” kata Jasmine.

Namun seberapa besar bahaya membersihkan telinga dengan cotton bud?

Melansir Gizmodo, Senin (12/8/2019), para ahli menekankan tak ada alasan untuk membersihkan telinga dengan cotton bud.

Abaikan rasa gatal di telinga yang mendorong kita ingin segera mengambil cotton bud.

Menurut ahli, kumpulan sel kulit, minyak, dan rambut di telinga adalah hal yang baik untuk kita.

Sesuatu yang disebut lilin telinga itu membantu kita melumasi dan membasahi kulit di sepanjang saluran telinga, sekaligus menjaga bakteri tertentu agar tidak berkembang biak terlalu banyak.

Hal terpenting yang perlu diketahui, telinga kita bisa membersihkan dirinya sendiri, dibantu oleh pergerakan rahang manusia.

Meski demikian, memang beberapa orang memiliki kotoran telinga berlebih yang bisa menyebabkan gangguan pendengaran jika tidak diobati.

Cara pengobatan untuk kasus seperti ini pun bukan dengan cotton bud atau terapi lilin dan minyak, tapi harus periksa ke dokter.

Kasus seperti Jasmine dan pria Inggris itu mungkin termasuk kasus langka.

Namun, kasus yang lebih sering terjadi adalah cotton bud dapat menusuk gendang telinga, selaput tipis yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah internal.

Meski gendang telinga pecah dapat sembuh sendiri, cedera yang lebih parah dapat menyebabkan beberapa gangguan pendengaran permanen.

Menurut penelitian tahun 2017, anak-anak paling berisiko mengalami luka di telinga karena kapas. Rata-rata 12.000 kasus seperti itu terjadi setiap tahun.

Baca juga: World Hearing Day 2019, 3 Gangguan Telinga yang Paling Sering Dialami

"Saya sekarang mencoba memperingatkan semua orang tentang bahaya penyalahgunaan cotton buds," tulis Jasmine.

"Telinga kita adalah bagian tubuh kita yang sensitif dan sensitif dan perlu dirawat dengan hati-hati," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Ribuan Bendungan Dunia Telah Menggeser Kutub Bumi, Mengapa?
Ribuan Bendungan Dunia Telah Menggeser Kutub Bumi, Mengapa?
Oh Begitu
Apakah Bumi Terjebak di Dalam Kekosongan Raksasa di Alam Semesta?
Apakah Bumi Terjebak di Dalam Kekosongan Raksasa di Alam Semesta?
Fenomena
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau