KOMPAS.com – Pada hari Senin (12/8/2019); hashtag #OSIS sempat menjadi tren di Twitter. Salah satu alasannya adalah karena dua foto razia skincare (perawatan kulit) oleh OSIS yang viral.
Dalam salah satu foto (kiri), tampak sekumpulan produk kecantikan, seperti pelembap, tabir surya, baby oil, bedak bayi, parfum, sisir, yang telah disita. Sementara itu dalam foto kedua (kanan), terlihat sekelompok siswa sedang menuangkan isi kosmetik ke dalam ember.
Kedua foto ini mendapat banyak tanggapan dari warganet. Ada yang merasa bahwa razia sudah benar karena siswa seharusnya tidak perlu membawa produk kecantikan ke sekolah, tetapi ada juga yang malah menentang karena menganggap bahwa skincare merupakan bagian dari kebersihan diri yang baik.
Kompas.com menghubungi seorang dokter spesialis kulit, dr. Edwin Tanihaha, Sp.KK, Dip. AAAM, MHKes, FKCCS, untuk meminta tanggapannya via pesan singkat, Selasa (13/8/2019).
Baca juga: Macam-macam Terapi Perawatan Kulit, Adakah yang Hasilnya Permanen?
Edwin berkata bahwa dalam merazia, sebaiknya OSIS memilih-milih terlebih dahulu dan melihat fungsi setiap produk, apakah lebih ke arah skincare atau kosmetik.
“Bila (itu) skincare yang dibutuhkan untuk mencegah timbulnya keluhan, menjaga kulit supaya tetap kualitasnya baik, serta adapula yang dapat dipakai untuk pengobatan; maka tidak perlu dirazia dan disita. Kecuali barang berupa kosmetik, seperti bedak atau lipstik,” ujarnya.
Dia lantas menjelaskan, karena skincare bermanfaat untuk menjaga kualitas kulit, sedangkan kosmetik lebih ke arah kebutuhan sekunder seperti penampilan fisik.
Menurut Edwin, sebetulnya memang ada beberapa produk skincare yang harus dibawa oleh siswa SMA ke sekolah. Produk-produk ini biasanya kebutuhan primer yang dapat dibawa, seperti tabir surya; pembersih wajah, seperti sabun atau toner; dan pelembap untuk menjaga kelembapan kulit.
Baca juga: Jerawat Parah Sering Muncul? Bisa Jadi Karena Folikel Rambut
Pembersih wajah digunakan pada pagi, siang dan malam supaya kebersihan kulit tetap terjaga; sedangkan pelembap digunakan oleh siswa bertipe kulit sensitif atau kering setiap habis mandi. Ini termasuk ketika siswa berada di sekolah dan baru saja berolahraga.
Dokter spesialis kulit ini juga menekankan pentingnya tabir surya yang sering diabaikan oleh anak remaja SMA sebagai upaya untuk meminimalkan kusam, pigmentasi kulit dan iritasi kulit. Bila sedang terpapar sinar matahari, siswa harus mengaplikasikan ulang tabir surya setiap empat jam pemakaian agar perlindungannya maksimal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.