Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Menurut Riset, Paparan Polusi Cahaya Malam Hari Picu Obesitas dan Kanker

Kompas.com - 13/08/2019, 20:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Serangan kanker

Para ahli telah mengemukakan beberapa teori untuk menjelaskan mekanisme kontribusi polusi cahaya terhadap perkembangan kanker.

Salah satu yang telah dibuktikan adalah cahaya malam hari mengacaukan kinerja pusat jam biologis utama yang selanjutnya akan berdampak pada penghambatan produksi hormon yang juga dihasilkan di otak yaitu melatonin.

Kelenjar berbentuk buah pinus (kelenjar pineal) yang terdapat di otak kita, di bawah kendali pusat jam biologis, akan memproduksi melatonin dalam suasana gelap. Sedangkan sinyal cahaya, terlebih cahaya artifisial, walau dalam intensitas rendah dan tempo sangat pendek sekalipun akan menghambat produksinya.

Menurut ahli kesehatan, melatonin memainkan peranan kunci dalam mengontrol kenormalan proses pembelahan sel di payudara, saluran pencernaan dan kelenjar prostat.

Dalam kondisi kekurangan melatonin, proses pembelahan sel pada tempat-tempat tersebut menjadi tak terkendali yang menjadi karakteristik kanker.

Hormon melatonin juga berperan penting dalam mengatur produksi dan kinerja hormon seks estrogen dan testosteron. Kedua hormon tersebut, jika diproduksi dalam kadar berlebih, akan menjadi promotor utama perkembangan sel-sel kanker.

Hal lain yang juga tidak bisa diabaikan adalah fakta bahwa kondisi tubuh yang obesitas menjadi sarang empuk untuk pertumbuhan kanker.

Bagaimana mencegahnya?

Kabar baiknya, polusi cahaya dapat dicegah dan diminimalkan dampaknya dengan mudah.

Upaya pertama yang harus dilakukan adalah mengurangi paparan cahaya pada malam hari.

Biasakan diri tidur dalam kegelapan atau jika belum sanggup, maka pakailah lampu dengan intensitas paling redup.

Jauhkan sumber cahaya LCD dan sejenisnya dari tempat tidur. Bisa pula gunakan filter [cahaya biru] baik dalam bentuk filter fisik seperti lensa maupun aplikasi software yang terinstal pada alat-alat elektronik karena spektrum ini yang paling merusak di antara semua spektrum cahaya yang ada.

Perbaiki pola hidup: stop gaya hidup “kelelawar”, rutinlah berolahraga, dan perkaya asupan nutrisi berantioksidan tinggi.

Dan jangan lupa menghangatkan tubuh minimal 30 menit dengan paparan cahaya matahari pagi setiap harinya.

Mentari pagi telah terbukti dapat memulihkan kekacauan pada pusat jam biologis, menekan perkembangan obesitas dan memacu produksi melatonin lebih tinggi pada malam hari.

Putra Santoso

Assistant Professor in Physiology at Biology Department Faculty of Mathematics and Natural Sciences Andalas University, Universitas Andalas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau