Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna dari Berbagai Bunyi Degup Jantung yang Didengar Dokter

Kompas.com - 13/08/2019, 08:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana dokter menilai kesehatan jantung kita menggunakan stetoskop? Terkadang, dokter akan meminta kita untuk menghirup dan menghembuskan nafas. Terkadang kita juga diminta untuk mengikuti ritme tertentu.

Dilansir dari buku Mayo Clinic: Family Health Book terbitan intisari, denyut jantung yang normal mempunyai pola bunyi konsisten “lubb” dan “dubb” dan memiliki hubungan dengan menutupnya katup jantung. “Lubb” diikuti jeda pendek dan “dubb” diikuti jeda panjang.

Adanya suatu penyakit seperti obesitas dan emfisema yang berkaitan dengan jantung atau paru dapat diketahui dengan perbedaan bunyi jantung. Pasalnya, obesitas, emifisema atau cairan sekitar jantung dapat meredam bunyi denyut jantung.

Suara lainnya yang bisa dideteksi oleh stetoskop adalah adanya suara bising jantung (murmur). Biasanya, dokter dapat mengetahui adanya perubahan struktur pada jantung, tergantung lokasi dan sifat jantung yang menjadi penyebab turbulensi.

Baca juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Awas Risiko Serangan Jantung Mengintai

Selama fase relaksasi (diastole), adanya suara abnormal menunjukkan perubahan fungsi jantung. Sementara itu, pada fase kontraksi (sistole), jika terdengar suara “klik” bersama dengan bising jantung biasanya menunjukkan adanya abnormalitas pada katup.

Bising jantung juga dapat menjadi tanda anemia, katup bocor, atau masalah lain.

Namun, ada juga bising jantung yang tidak berkaitan dengan kondisi jantung dan biasanya terjadi pada anak-anak. Ini disebut bising innocent karena biasanya bunyinya lemah dan terdeteksi hanya di suatu area kecil di dada. Bising innocent tidak berbahaya dan akan hilang sendiri menjelang dewasa.

Demikianlah bagaimana dokter bisa menilai keadaan jantung kita hanya dengan mendengarkannya. (Farren Sahertian)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com