Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak dan disebabkan oleh perpindahan patahan yang permanen.
2. Pemicuan gempa bersifat dinamis
Sementara itu untuk pemicuan dinamis, bisa berkaitan dengan gempa-gempa dekat dan jauh.
Transfer tegangan dinamis ini nilainya lebih kecil, berkurang dengan melambat terhadap jarak dan merupakan tegangan yang dibawa oleh gelombang seismik melalui batuan.
"Konsep pemicuan dinamik ini lebih sering dikaitkan dengan potensi gempa yang dipicu dari jarak jauh," ungkap Daryono.
"Karena nilai transfer tegangannya kecil, maka syarat utama yang paling dibutuhkan adalah patahan yang terpicu harus benar-benar berada di titik paling kritisnya, sehingga sedikit saja "dicolek" oleh perubahan tegangan (yang kecil), patahan langsung memicu gempa," imbuh dia.
Daryono menambahkan, konsep pemicuan dinamik sangat rumit dan banyak syarat yang harus terpenuhi.
"Maka bagi mereka yang paham betul ilmu gempa (seismologi) justru malah semakin berhati-hati, tidak mudah dengan entengnya mengatakan sebuah gempa dapat dipicu oleh gempa lain, apalagi hanya menduga-duga dan mencocok-cocokkan (cocokologi) antara satu gempa dengan gempa lain seolah antar gempa dengan mudah saling berkaitan dan dengan mudah saling picu," papar dia.
Baca juga: Kenapa Gempa Banten Terasa Sampai Yogyakarta dan Mataram?
Daryono mengaku, masih sangat sulit menjelaskan secara empiris kaitan antar kejadian gempa yang terjadi. Namun dia dapat memastikan, seluruh peristiwa gempa akhir-akhir ini terjadi di zona rawan gempa.
"Ini tentu hal biasa dan wajar, sehingga jika ada kejadian gempa yang hampir bersamaan maka itu lebih kepada faktor kebetulan saja," kata Daryono.
Dia menjelaskan, masing masing sumber gempa memiliki medan tegangan sendiri dan mencapai tingkat akumulasi maksimum (matang) yang hampir bersamaan, sehinga mengalami pelepasan energi sendiri-sendiri yang dimanifestasikan dalam kejadian gempa yang mungkin saja terjadi hampir berbarengan.
"Namun demikian yang terpenting adalah bagaimana mengidentifikasi berbagai ragam bencana gempa bumi yang pernah terjadi," ujar Daryono.
Mitigasi sangat penting dilakukan, agar setiap peristiwa gempa bumi menghasilkan pembelajaran untuk perbaikan mitigasi ke depan. Hal ini agar kita mampu memperkecil risiko, dapat menekan jumlah korban, kerusakan, dan kerugian jika terjadi gempa kuat di kemudian hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.