Surono mengatakan, jenis erupsi yang terjadi di Tangkuban Parahu adalah letusan freatik.
"Sebetulnya saya tidak takut, dari yang saya alami, paling hanya letusan-letusan freatik atau yang sifatnya dominan uap air," sambungnya.
Meski begitu, letusan freatik pun masih bisa membahayakan orang di sekitarnya.
"Orang tidak akan mati terkena letusan freatik, kecuali kalau dekat sekali," kata Surono.
"Namun demikian, wisata untuk Tangkuban Perahu itu terlalu dekat dengan titik letusan, kawah ratu," imbuhnya menyayangkan.
Kepada Kompas.com, Jumat (26/07/2019), Surono menyebut sering tidak akur dengan pengelola wisata di Tangkuban Parahu karena masalah aktivitas wisatawan yang terlalu dekat.
Surono juga menyoroti bagaimana Tangkuban Parahu menjadi destinasi wisata andalan di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. Dia menyayangkan, meski menjadi wisata andalan tapi mitigasi di gunung tersebut belum menjadi prioritas.
"Tangkuban Perahu ini menjadi tujuan wisata andalan bagi Jawa Barat, bagi Indonesia juga. Ini harus ada jaminan mitigasi berjalan dengan baik," tutur Surono.