Sektor formal yang cukup kompetitif mendominasi perekonomian Jakarta. Hal ini membuat perempuan yang telah lama berhenti bekerja mengalami kesulitan untuk kembali ke pasar kerja karena pengalaman kerja yang relatif lebih pendek dibanding mereka yang tidak pernah berhenti bekerja karena mempunyai anak.
Solusi
Sebuah studi pada 2017 menunjukkan bahwa menurunkan biaya transportasi umum bukan solusi utama, tapi akan membantu meningkatkan partisipasi kerja perempuan.
Pembangunan sistem transportasi terintegrasi di Jabodetabek untuk memberikan lebih banyak pilihan moda transportasi akan mengurangi kemacetan sekaligus menghemat waktu perjalanan pelaju.
Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah menerbitkan rencana pembangunan jaringan transportasi urban hingga 2029 di Jabodetabek yang melibatkan berbagai kementerian dan pemerintah pusat dan daerah.
Implementasi rencana tersebut akan mengurangi waktu melaju yang pada akhirnya akan membantu perempuan yang bekerja mengatur waktu lebih baik untuk mengurus anak serta rumah tangga.
Kebijakan yang ada saat ini untuk mengurangi kecenderungan perempuan berhenti bekerja fokus pada upaya mengurangi beban terkait mengurus anak, seperti penitipan anak, penerapan skema bekerja fleksibel adalah adanya cuti untuk ayah.
Namun, selama waktu tempuh pulang pergi ke tempat kerja dan biaya melaju masih tinggi, maka kebijakan tersebut tidak akan banyak membantu.
Baca juga: Perempuan Lebih Sulit Dapat Bantuan Saat Alami Gagal Jantung, Kenapa?
*Peneliti di Universitas Indonesia
Tulisan ini telah diterbitkan di The Conversation Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.