KOMPAS.com - Kicauan Lisa Marlina mengenai pulau dewata, Bali menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Perhatian tersebut tambah besar setelah desainer ternama asal Bali, Ni Luh Djelantik, berniat melaporkan Lisa Marlina ke polisi karena dianggap telah melecehkan masyarakat Bali.
Setelah mandapat banyak perhatian dari masyarakat, Lisa Marlina kemudian meminta maaf melalui akun Twitter-nya @Lisaboedi.
Dari kasus kicauan Lisa Marlina ini, setidaknya kita bisa belajar 3 hal dari kacamata psikologi. Kompas.com merangkum 3 hal yang bisa dipelajari dari kasus Lisa Marlina dan Ni Luh Djelantik tersebut.
Para ahli sejak lama telah penasaran mengapa orang cenderung lebih agresif ketika ber-media sosial. Padahal, sering kali kita menemui orang yang begitu vokal di media sosial adalah pribadi yang pendiam dalam kehidupan sehari-harinya.
Beberapa studi mengungkap alasan dari kecenderungan tersebut. Kompas.com menyimpulkan setidaknya ada 4 hal yang menambah langgeng kecenderungan itu.
Pertama, ketika bermain media sosial kita mengalami kontrol diri yang menurun. Itu karena Anda merasa senang dengan diri sendiri hingga merasa memiliki hak untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan orang lain.
Kedua, aksesbilitas yang mudah untuk mengakses media sosial juga membuat kita rentan mengunggah hal tidak bijak karena emosi sesaat. Orang tak lagi pikir panjang atas apa yang dia lakukan di media sosial.
Ketiga, ketika ber-media sosial, kita tidak langsung berhadapan dengan orang lain secara fisik. Hal ini membuat kita abai dengan reaksi orang lain dan membuat kita "egois" di media sosial.
Keempat, banyak orang salah paham mengenai media sosial dan ruang publik. Sering kali orang menggunakan media sosial bak buku harian, padahal medsos justru dilihat banyak orang.
Baca selengkapnya: Viral Kicauan Lisa Marlina soal Bali, Alasan Kita Susah Bijak Bermedsos
Selain bijak dalam menggunakan media sosial, kasus Lisa Marlina ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya empati.
Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, media sosial adalah ruang publik tempat berinteraksi banyak orang. Untuk itu, sangat penting untuk saling menghormati dan menghargai.
Pendapat ini disampaikan oleh psikolog sosial dari Universitas Airlangga, Surabaya, Rizqy Amelia Zein.
"Harusnya ada kesadaran bahwa kita hidup bersama dan berdampingan dengan kelompok sosial berbeda, budaya berbeda, suku berbeda," ungkap Amel kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/7/2019).
"Kita enggak harus mengikuti cara hidup orang lain, tapi kita bisa menghargai dengan cara tidak berkomentar yang tidak perlu," ujar Amel.
Amel juga mengingatkan, agar kita berpikir sebelum berucap. Jika kita mengomentari daerah lain, apa dampak dan reaksi orang lain.
Dia menegaskan, untuk membayangkan bagaimana jika kita yang menjadi lawan bicara, apakah akan tersinggung dengan apa yang kita kicaukan atau tidak.
Baca selengkapnya: Berkaca dari Viral Lisa Marlina, Psikolog Tekankan Pentingnya Empati
Salah satu hal yang tak luput dari perhatian dari kasus Lisa Marlina ini adalah reaksi Ni Luh Djelantik. Dia merasa terlecehkan atas kicauan Lisa Marlina hingga ingin melaporkannya ke polisi.
Amel melihat bahwa reaksi yang dilakukan Ni Luh Djelantik sebenarnya adalah hal yang wajar dan manusiawi. Menurutnya, ini berkaitan dengan identitas kultural atau perasaan memiliki budaya dari etnik atau tempat tinggal tertentu.
"Harga diri kolektif itu maksudnya keterkaitan harga diri individu dengan membership-nya dia pada satu kelompok sosial tertentu," jelas Amel.
"Nah, ketika ada orang yang menghina tempat tinggal kita, meski tidak menghina diri kita secara langsung, itu orang (warga daerah tersebut) akan tetap merasa terhina. Ini karena sebagian dari dirinya mengacu pada kelompok sosialnya," tambahnya.
Baca selengkapnya: Viral Twit Lisa Marlina, Psikolog Nilai Reaksi Ni Luh Djelantik Wajar
Sumber: Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa, Gloria Setyvani Putri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.