KOMPAS.com - Santan memang memunculkan rasa gurih pada suatu makanan. Di Indonesia, berbagai hidangan khas Indonesia dari olahan daging, sayuran, hingga minuman begitu identik dengan air perasan daging kelapa ini.
Meski dapat menunjang olahan kuliner, santan juga diyakini dapat meningkatkan kolesterol dan lemak dalam darah, sehingga memunculkan rasa was-was.
Lantas, apa benar santan meningkatkan kolesterol dalam tubuh?
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Ali Khomsan mengatakan, santan merupakan suatu lemak nabati yang kandungan dan khasiatnya berbeda dengan lemak hewani.
Karena perbedaan sifat ini, santan tak bisa dikatakan sebagai lemak jenuh yang memberikan efek jahat seperti lemak hewani.
Diberitakan Kompas.com (8/8/2017), meskipun tak berefek sejahat dibanding lemak hewani, dr Hardianto Setiawan Ong SpPD-KGEH mengatakan, santan murni adalah suatu minyak yang dapat berefek pada penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko jantung koroner hingga stroke.
Santan juga terdiri dari campuran lemak dan gula.
"Sementara kalau kita makan santan terlalu banyak, (bisa menyebabkan) kolesterol tinggi, darah tinggi, atau bahkan jantung koroner," kata Hardianto.
Baca juga: Sering Mengasup Santan Tingkatkan Kolesterol?
Semakin sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi, potensi kolesterol juga lebih cepat.
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof Dr. Ir. Ali Khomsan menyarankan, sebisa mungkin jangan berlebihan mengonsumsi santan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.