Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Seputar Santan, Picu Stroke hingga Pengganti Susu

Kompas.com - 19/07/2019, 17:31 WIB
Mela Arnani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Santan memang memunculkan rasa gurih pada suatu makanan. Di Indonesia, berbagai hidangan khas Indonesia dari olahan daging, sayuran, hingga minuman begitu identik dengan air perasan daging kelapa ini.

Meski dapat menunjang olahan kuliner, santan juga diyakini dapat meningkatkan kolesterol dan lemak dalam darah, sehingga memunculkan rasa was-was.

Lantas, apa benar santan meningkatkan kolesterol dalam tubuh?

1. Lemak nabati

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr. Ir. Ali Khomsan mengatakan, santan merupakan suatu lemak nabati yang kandungan dan khasiatnya berbeda dengan lemak hewani.

Karena perbedaan sifat ini, santan tak bisa dikatakan sebagai lemak jenuh yang memberikan efek jahat seperti lemak hewani.

Diberitakan Kompas.com (8/8/2017), meskipun tak berefek sejahat dibanding lemak hewani, dr Hardianto Setiawan Ong SpPD-KGEH mengatakan, santan murni adalah suatu minyak yang dapat berefek pada penyempitan pembuluh darah dan meningkatkan risiko jantung koroner hingga stroke.

Santan juga terdiri dari campuran lemak dan gula.

"Sementara kalau kita makan santan terlalu banyak, (bisa menyebabkan) kolesterol tinggi, darah tinggi, atau bahkan jantung koroner," kata Hardianto.

Baca juga: Sering Mengasup Santan Tingkatkan Kolesterol?

2. Batasi

Semakin sering mengonsumsi makanan berlemak tinggi, potensi kolesterol juga lebih cepat.

Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor Prof Dr. Ir. Ali Khomsan menyarankan, sebisa mungkin jangan berlebihan mengonsumsi santan.

Alih-alih santan, garam dalam jumlah berlebih saja meningkatkan tekanan darah dalam tubuh.

"Tubuh kita perlu asupan yang beragam. Tidak dibombardir dengan masakan yang sudah berlemak. Semua makanan kalau dikonsumsi berlebihan pasti menimbulkan dampak negatif meskipun pada awalnya orang mengatakan makanan itu baik," tutur Ali dalam artikel Kompas.com yang terbit (31/8/2017).

Mengurangi penyerapan kolesterol dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan berserat, seperti buah, sayuran, biji-bijian, oat, dan produk serelia utuh.

Baca juga: Apakah Santan Itu Benar-benar Jahat?

3. Suburkan rambut

Tak selamanya santan memberikan efek buruk dalam tubuh. Dalam penjelasan Kompas.com edisi (9/12/2013), santan kelapa mempunyai kandungan protein, zat besi, dan mangan yang berfungsi menumbuhkan rambut lebih cepat.

Lebih dari itu, santan dapat membantu mencegah kerontokan serta membuat rambut lebih sehat dan berkilau.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau