KOMPAS.com - Gerhana bulan terakhir tahun ini akan terjadi pada Rabu dini hari di Indonesia dengan durasi sekitar 2 jam 58 menit. Fenomena gerhana bulan bisa diamati dari Amerika Selatan, Eropa, Afrika, Asia dan Australia.
"Untuk Asia Tenggara, gerhana bisa dilihat dari sebagian besar Indonesia tapi dalam kondisi tak sempurna. Ini karena gerhana berlangsung saat Matahari dalam proses terbit," ujar Marufin Sudibyo kepada Kompas.com, Senin (15/7/2019).
Merujuk laman resmi BMKG, gerhana bulan sebagian akan dimulai pada pukul 3.01 WIB, puncaknya pukul 4.30 WIB, dan berakhir pada 6.00 WIB.
Baca juga: Saksikan Gerhana Bulan Kasatmata Terakhir Malam Ini, Takkan Terjadi hingga 2021
Durasi gerhana adalah selang waktu dari saat gerhana dimulai (kontak awal penumbra/P1) hingga usai (kontak akhir penumbra/P4). Sementara durasi nampak gerhana adalah selang waktu dari saat gerhana yang kasatmata dimulai (U1) hingga saat gerhana kasatmata usai (U4)
"Awal saat kasatmata idealnya kontak awal umbra. Namun dalam kasus Matahari sedang siap terbit atau terbenam, maka acuannya waktu terbenam Bulan atau terbit Bulan," jelas Marufin
"Demikian halnya akhir kasatmata. Idealnya kontak akhir umbra tapi dalam praktiknya bisa waktu terbit atau terbenam Bulan pula," imbuh dia.
Dalam gerhana bulan sebagian Rabu ini, durasi gerhana adalah 5 jam 35 menit. Sementara durasi gerhana kasatmata ideal adalah 2 jam 58 menit.
Namun karena di Indonesia gerhana bulan sebagian terjadi saat matahari akan terbit, maka durasi gerhana bisa berbeda antara satu wilayah dengan lainnya
Sebagai contoh, Jakarta bisa mengalami durasi gerhana kasatmata yang ideal, yakni 2 jam 58 menit karena terbitnya Matahari baru akan terjadi pada pukul 06:05 WIB.
Namun kawasan di sebelah timur Indonesia, tidak seberuntung itu.
Kota Makassar misalnya, hanya mengalami gerhana dengan durasi gerhana kasatmata 2 jam 8 menit.
Dalam peta gerhana bulan sebagian yang dibuat BMKG, tampak bahwa akan ada perbedaan durasi gerhana antara satu daerah dengan lainnya yang ditandai dengan garis miring U4.
Garis miring bertanda U4 yang melewati Jawa adalah petunjuk proses Gerhana Sebagian berakhir bersamaan dengan waktu terbenam Bulan.
Wilayah di sebelah timur garis U4, durasi untuk mengamati Gerhana Bulan Sebagian akan berakhir lebih cepat seiring dengan terbenamnya Bulan.
Sementara wilayah yang ada di sebelah barat garis U4, akan mengamati fenomena Gerhana Bulan Sebagian dengan durasi ideal (2 jam 58 menit), dari awal hingga Bulan terbenam atau saat matahari terbit.
Baca juga: Spesial, Jangan Lewatkan Gerhana Bulan Sebagian pada Rabu Dini Hari
Gerhana bulan merupakan peristiwa terhalanginya penampakan bulan oleh bayangan Bumi sehingga cahaya Matahari tidak sampai ke Bulan. Peristiwa ini bisa terjadi hanya jika Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus.
Nah, garis lurus antara Matahari, Bumi, dan Bulan kali ini menghasilkan gerhana bulan sebagian karena bulan akan sedikit miring dari garis langsung bayangan Bumi.
Gerhana bulan ini terjadi dua minggu setelah gerhana matahari total terlihat di Amerika Selatan. Fenomena ini mengikuti pola astronomi khas gerhana bulan yang terjadi dalam dua minggu setelah gerhana matahari.
Menariknya, gerhana bula 17 Juli ini bertepatan dengan peringatan 50 tahun peluncuran roket Apollo 11, misi NASA yang mendaratkan manusia di bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.