KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 6,6 mengguncang Bima pada minggu (14/7/2019) siang sekitar pukul 12.39 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap bahwa gempa yang berpusat di 878 kilometer dari Bima, tepatnya di Samudera Hindia bagian Australia barat itu terjadi di lokasi yang tak biasa.
"Belum pernah terjadi gempa di situ," kata Daryono, Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG kepada Kompas.com.
Sejumlah gempa dan tsunami pernah terjadi di Bima, Sumba, Sumbawa, serta wilayah Nusa Tenggara Barat lainnya. Salah satu yang paling membekas adalah gempa bermagnitudo 8,3 yang terjadi pada 19 Agustus 1977.
Baca juga: Gempa M 6,6 di Australia Terasa di Bima yang Berjarak 878 Km, Ini Analisis BMKG
Akibat gempa yang berpusat di sekitar 290 kilometer sebelah selatan Bima itu, wilayah Sumba, Lunyuk, Sumbawa mengalami tsunami yang mematikan. Hasil penelitian pakar gempa Indonesia Aditya Gusman yang dipublikasikan di Bulletin of the Seismological Society of America pada Juli 2009 mengungkap, gelombang tsunami mencapai tinggi 8 meter dan masuk sekitar 500 meter dari bibir pantai.
Sejumlah gempa dan tsunami juga pernah mengguncang Bima pada tahun 1800-an, diantaranya pada 1820. Tsunami kala itu diperkirakan mencapai tinggi 20 meter. Oktober 2018 lalu, Sumba juga dilanda gempa kembar yang masing-masing bermagnitudo 5,9 dan 6,0.
Mengapa gempa di Australia kali ini tak menyebabkan tsunami. Sebabnya diantaranya adalah jarak yang jauh dengan pusat gempa, tidak berlokasi di zona subduksi atau pertemuan dua lempeng, serta mekanisme gempa yang datar.
Tsunami tahun 1977, kata Daryono berjarak dekat dengan Sumba. "Dekat tumbukan lempeng," katanya.
Baca juga: Meski Jarang Terjadi, Ini Riwayat Gempa Besar di Kalimantan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.