Meski belum bisa memastikan asal muasal ngidam, ada beberapa teori yang ditawarkan oleh para peneliti.
Salah satunya adalah perempuan secara tidak sadar menggunakan makanan sebagai terapi farmakologi atau terapi berbasis obat-obatan.
Dalam banyak penelitian disebutkan bahwa perempuan pada fase luteal lebih banyak menginginkan karbohidrat dibandingkan selama fase folikuler.
Mereka mengkonsumsi karbohidrat yang untuk meningkatkan kadar serotonin(hormon bahagia) untuk membuat perasaan mereka lebih baik. Dengan meningkatkan level serotonin di otak, baik melalui diet ataupun obat-obatan, maka asupan makanan dan suasana hati bisa kembali normal.
Teori lain tentang ngidam adalah perempuan justru secara sadar mencari kenyamanan fisik dan psikologis melalui makanan.
Para peneliti menemukan bahwa hanya dengan “memikirkan” makanan enak dapat mendorong keinginan untuk mengkonsumi. Pemicu lainnya, bisa juga dari rasa bosan atau stres. Hal ini menunjukkan bahwa ngidamtidak semata-mata dipicu oleh rasa lapar.
Lebih lanjut, peneliti lainnya mengungkapkan bahwa ngidam diatur oleh hormon estrogen dan progresteron.
Mereka mengamati bahwa perempuan cenderung makan lebih banyak saat estrogen rendah dan progesteron tinggi, atau sama seperti yang terjadi selama fase luteal waktu menstruasi. Sebaliknya, selama fase fortikuler yang diamati pada tikus, pola yang terlihat adalah estrogen tinggi dan progesteron rendah.
Ada juga teori yang berkaitan dengan kontrasepsi yang mengandung hormon progesteron, seperti Depo Provera yang berhubungan dengan penambahan berat badan, yang kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya nafsu makan.
Nasihat umum saya kepada para perempuan: sadar akan tubuh Anda sendiri dan perubahan-perubahan yang terjadi ketika siklus menstruasi.
Perlu dipahami bahwa pengalaman siklus menstruasi Anda akan berbeda dengan perempuan lainnya. Perubahan-perubahan yang sedang dialami saat siklus menstruasi merupakan gejala yang normal. Namun, apabila Anda merasakan ada kejanggalan, sebaiknya tanyakan kepada dokter spesialis kebidanan dan kandungan.
Perubahan gaya hidup dapat membantumenyeimbangkan dan meminimalkan gejala PMS selama siklus menstruasi, misalnya olahraga teratur, relaksasi dan teknik pengurangan stres seperti latihan pernapasan, yoga, meditasi, pijat, hipnosis diri, hingga tidur teratur.
Pilihan lainnya adalah terapi kognitif perilaku dan biofeedback,yaitu terapi yang digunakan untuk mengembalikan fungsi tubuh melalui alat elektromagnetik, biasa digunakan untuk mengobati migrain hingga kelelahan. Kedua terapi ini sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan tenaga profesional.
Selain itu, Anda dapat mengoptimalkan diet untuk mengatasi ngidam saat PMS dengan cara-cara berikut:
Sara Twogood
Assistant Professor of Obstetrics & Gynecology, University of Southern California
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan di atas diambilkan dari artikel berjudul "Ini penjelasan ilmiah dari ngidam sewaktu PMS".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.