KOMPAS.com - Masih banyak kepercayaan tradisional seputar menstruasi yang kita percaya hingga kini. Misalnya, kita dianjurkan tidak banyak berkegiatan saat menstruasi. Atau, darah menstruasi adalah darah kotor sehingga jika itu keluar artinya tubuh menjadi bersih kembali, dan masih banyak mitos lainnya.
Namanya mitos, tentu tidak ada bukti ilmiahnya. Sebagai wanita modern, tentu Anda ingin tahu mitos mana saja yang tak perlu dipercaya dan fakta ilmiah di balik mitos-mitos itu. Inilah lima mitos seputar menstruasi yang tak perlu Anda percaya.
1. Cara tubuh membersihkan dirinya sendiri
"Kesalahpahaman paling umum yang saya dengar adalah bahwa menstruasi adalah cara yang sehat bagi tubuh untuk 'membersihkan' dirinya sendiri setiap bulan. Ini terdengar indah, dalam teori, tetapi palsu, "kata Maria Sophocles, M.D., dokter kebidanan dan kandungan dan direktur Women’s Healthcare of Princeton.
Menstruasi menandai akhir dari rutinitas bulanan Rahim, di mana lapisan jaringan rahim tumbuh sebagai persiapan akan kehadiran embrio.
Jika tak ada embrio yang hadir, jaringam ini luruh bersama darah dan kita menyebutnya menstruasi.
2. Periode menstruasi yang berat akan berlangsung sampai menopause
Ada masa-masa ketika periode menstruasi terasa sangat berat. Perut kram dan darah yang keluar sangat deras. Tapi, bukan berarti Anda harus menanggung hal ini sampai menopause, kata Sophocles.
"Periode menstruasi yang berat bisa menjadi tanda ada sesuatu yang serba pada tubuh Anda. Bicaralah dengan dokter jika Anda harus memakai sembilan pembalut dalam sehari saat periode menstruasi.”
3. Harus mengurangi porsi olahraga
Jangan ragu untuk berolahraga sama seperti saat Anda tidak menstruasi. "Bergerak melompat tidak akan memengaruhi periode menstruasi Anda, dan menstruasi tidak terlalu memengaruhi kemampuan latihan selain ketidaknyamanan, kecuali Anda merasakan kram yang sangat," kata Sophocles.
Bahkan, penelitian mengatakan bahwa berolahraga dapat mencegah PMS (premenstrual syndrome). Untuk mencegah PMS secara maksimal, berlatihlah dengan intensitas sedang selama 150 menit atau intensitas tinggi selama 75 setiap minggu, termasuk dua hari dari latihan kekuatan, demikian rekomendasi Department of Health and Human Services Office of Women’s Health.
4. Jangan berenang di laut
"Hiu tertarik pada darah termasuk darah menstruasi. Tapi, kenyataannya, angka serangan hiu lebih banyak dialami pria dibanding wanita dengan rasio 9: 1," kata Sophocles.
Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa wanita yang sedang menstruasi mengalami insiden serangan hiu yang lebih tinggi dibanding orang lainnya.
"Saran saya, jika Anda tetap khawatir, tetaplah berenang tapi kolam renang. Tidak ada alasan Anda menghentikan hobi yang sehat karena alasan menstruasi," tambah Sophocles.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.